Meimonews.com – Manager Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) RSUP Prof. Dr. DR Kandou Ns. Suwandi Luneto, S Kep, M.Kes ditunjuk/diangkat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur SDM dan Diklat RSUP Prof. Dr. RD Kandou.

Penunjukan/pengangkatan ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menkes RI Budi Gunadi Sadikin melalui Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RId r. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS.

Penunjukkan/pengangkatan ini dilakukan seiring dengan upaya Kemenkes RI (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan kesehatan di Indonesia.

Pengangkatan ini menunjukkan komitmen Kemenkes RI dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Dengan kepemimpinan Luneto diharapkan, RSUP Kandou (sebutan akrab Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. DR Kandou) dapat terus berinovasi dan memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.

Dalam perannya yang baru, Luneto akan bertanggung jawab atas rekrutmen, pengembangan, dan retensi tenaga kesehatan di RSUP Kandou serta memimpin dan mengkoordinasikan penelitian medis dan klinis.

Luneto menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan oleh Menkes RI Budi Gunadi Sadikin.

Dalam pernyataannya, Luneto mengungkapkan rasa hormat dan apresiasinya kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin dan seluruh tim di Kemenkes RI. “Saya merasa sangat terhormat dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya,” ujarnya.

Luneto berkomitmen untuk bekerja keras dan memberikan yang terbaik dalam memimpin dan mengembangkan Direktorat SDM dan Penelitian di RSUP Kandou.

Luneto, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui peningkatan sumber daya manusia pendidikan dan penelitian. Ia berharap bisa membawa perubahan positif dan memastikan RSUP Kandou terus berada di garis depan inovasi dan penelitian medis.

“Saya berharap dapat bekerjasama dengan seluruh tim di RSUP Kandou dan Kementerian Kesehatan untuk mencapai tujuan kita bersama yaitu memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat,” tandas Luneto. (Fer)

Meimonews.com – Mengawali tahun 2024, Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. DR Kandou yang akrab disebut RSUP Kandou mendapat dua penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Penghargaan tersebut diterima RSUP Kandou karena mencatat prestasi penting sebagai rumah sakit vertikal dengan sistem remunerasi terbaik ketiga dan peringkat kedua rumah sakit vertikal dengan standar klinis terbaik kedua.

Penghargaan ini merupakan bukti nyata dari komitmen RSUP Kandou dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi.

Dua penghargaan tersebut diterima Plt. RSUP Kandou Dr. dr. Ivonne Elisabeth Rotty, M.Kes pada acara penganugerahan yang dilaksanakan di Aula Kemenkes RI, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Dengan sistem tersebut penerapan sistem informasi remunerasi yang ada di RSUP Kandou telah berjalan dengan efektif dan efisien.

Sistem ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kinerja dan motivasi pegawai, serta meningkatkan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Menkes RI Budi Gunadi Sadikin

Dengan penerapan standar klinis di rumah sakit pemerintah ini menunjukkan komitmen RSUP Kandou dalam menjaga kualitas layanan kesehatan yang tinggi dan memenuhi standar klinis yang ketat.

Plt. Dirut RSUP Kandou  Dr. dr. Ivonne Elisabeth Rotty, M.Kes menyampaikan rasa terima kasih kepada Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin atas penghargaan ini. “Kami sangat bangga dan berterima kasih atas penghargaan ini,” ujar dokter Ivonne (sapaan akrab Plt. Dirut RSUP Kandou ini).

Prestasi ini, menurut dokter Ivonne, adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi seluruh tim RSUP Kandou dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.

Penghargaan ini, sebutnya, menjadi motivasi bagi RSUP Kandou untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

“RSUP Kandou berkomitmen untuk terus menjaga standar klinis yang tinggi dan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan data pasien,” tandasnya. (Fer)

Meimonews.com – Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. RD Kandou (acap disebut RSUP Kandou) menggelar upacara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di halaman gedung jantung CVBC rumah sakit, Senin (13/11/2023).

Upacara yang diikuti Direksi, staf dan pegawai rumah sakit pemerintah ini dipimpin Plt. Dirut RSUP Kandou Dr. dr. Ivonne Elisabeth Rotty, M. Kes sekaligus membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.

Menkes menegaskan, tema HKN tahun 2023 yaitu Tranformasi Kesehatan Untuk Indonesia Maju mutlak dilaksanakan, karena menurut amanat UUD 1945, setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan serta negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak.

Pemerintah pusat tidak mampu melakukannya sendiri. “Hanya dengan sinergi yang kuat dan kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh elemen masyarakat, enam pilar tranformasi kesehatan bisa kita tegakan untuk perubahan yang lebih baik,” sebutnya.

Menkes mengungkapkan, tranformasi kesehatan adalah tonggak penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa yang maju.Tidak hanya di kota kota besar, tranformasi kesehatan harus menjangkau ke seluruh penjuru Indonesia, tidak terkecuali di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, maupun kepulauan.

“Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya, kepada segenap insan kesehatan yang telah bahu membahu berjuang tanpa mengenal lelah dalam melaksanakan pembangunan kesehatan Indonesia,” sebut Menkes.

Ditambahkan, tenaga medis, tenaga kesehatan,tenaga pendukung kesehatan, LSM, swasta, media, profesional, akademisi, seluruh pegawai dan pejabat pemerintahan di pusat dan daerah, serta lupa para kader, teruslah semangat, sebab perjuangan kita belum selesai.

Menkes mengajak masyarakat untuk turut membangun kesehatan, dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar kita. “Mari kita bangun bersama tubuh dan jiwa yang sehat dan kuat, demi Indonesia Emas 2045,” sebutnya.

Dalam sambutannya, dokter Ivonne (sapaan akrab Plt. Dirut RSUP Kandou)
menyampaikan terima kasih kepada seluruh civitas hospitalia RSUP Kandou yang sudah memberikan yang terbaik bagi RSUP Kandou yang tercinta, baik dari sektor pelayanan kesehatan maupun administrasi.

“Ada banyak pencapaian dan predikat yang diraih oleh RSUP Kandou, yang terakhir RSUP Kandou mendapat penghargaan terfavorit poster dalam versi award Tahun 2023,” ujar dokter Ivonne.

Dalam rangka HKN juga, tambahnya, RSUP Kandou mendapat penghargaan juara 3 SATUSEHAT Award 2023 kategori Most Integrated RS Vertikal, serta penghargaan stand terbaik kategori Rumah Sakit dalam pameran HKN di Jakarta.

Dengan demikian, dokter Ivonne mengajak kepada seluruh civitas hospitalia RSUP Kandou agar teruslah berinovasi memberikan yang terbaik buat RSUP Kandou tercinta.

Usai upacara, diadakan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba kesenian dan olahraga yang diselenggarakan oleh panitia RSUP Kandou dalam rangka HKN Tahun 2023. (Fer)

Meimonews.com – Rapat paripurna DPR RI akhirnya memutuskan mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan menjadi undang-undang (UU) Kesehatan pada sidang paripurna DPR RI pada masa persidangan V Tahun Sidang 2022-2023, Selasa (11/7/2023).

Ada sejumlah aspek yang disempurnakan dalam Undang-undang Kesehatan, yaitu pertama, dari fokus mengobati menjadi mencegah. Pemerintah sepakat dengan DPR RI, pentingnya layanan primer yang mengedepankan layanan promotif dan preventif berdasarkan siklus hidup.

Untuk mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat, Pemerintah menekankan pentingnya standardisasi jejaring layanan primer dan laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh pelosok indonesia

Kedua, dari akses layanan kesehatan yang susah menjadi mudah. Pemerintah sepakat dengan DPR RI bahwa diperlukan penguatan pelayanan kesehatan rujukan melalui pemenuhan infrastruktur SDM, sarana prasarana, pemanfaatan telemedisin, dan pengembangan jejaring pengampuan layanan prioritas, serta layanan unggulan nasional berstandar internasional.

Ketiga,  dari industri kesehatan yang bergantung ke luar negeri menjadi mandiri di dalam negeri. Pemerintah sepakat dengan DPR RI bahwa diperlukan penguatan ketahanan kefarmasian dan alat kesehatan melalui penguatan rantai pasok dari hulu hingga hilir. Memprioritaskan penggunaan bahan baku dan produk dalam negeri, pemberian insentif kepada industri yang melakukan penelitian, pengembangan, dan produksi dalam negeri.

Dari sistem kesehatan yang rentan di masa wabah menjadi tangguh menghadapi bencana. Pemerintah sepakat dengan DPR RI bahwa diperlukan penguatan kesiapsiagaan pra bencana dan penanggulangan secara terkoordinasi dengan menyiapkan tenaga kesehatan yang sewaktu-waktu diperlukan dapat dimobilisasi saat terjadi bencana.

Keempat, dari pembiayaan yang tidak efisien menjadi transparan dan efektif. Pemerintah sepakat dengan DPR RI untuk menerapkan penganggaran berbasis kinerja. Ini mengacu pada program kesehatan nasional yang dituangkan dalam rencana induk bidang kesehatan yang menjadi pedoman yang jelas bagi pemerintah dan pemerintah daerah.

Kelima,  dari tenaga kesehatan yang kurang menjadi cukup dan merata. Pemerintah sepakat dengan DPR RI bahwa diperlukan percepatan produksi dan pemerataan jumlah dokter spesialis melalui penyelenggaraan pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit.

Dari perizinan yang rumit dan lama menjadi cepat, mudah dan sederhana. Pemerintah sepakat dengan DPR RI bahwa diperlukan penyederhanaan proses perizinan melalui penerbitan STR yang berlaku seumur hidup dengan kualitas yang terjaga

Dari tenaga kesehatan yang rentan dikriminalisasi menjadi dilindungi secara khusus. Pemerintah sepakat dengan DPR RI bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan memerlukan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya, baik dari tindak kekerasan, pelecehan, maupun perundungan. Secara khusus bagi tenaga medis yang diduga melakukan tindakan pidana dan perdata dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan harus melalui pemeriksaan majelis terlebih dahulu.

Keenam,  dari sistem informasi yang terfragmentasi menjadi terintegrasi. Pemerintah sepakat dengan DPR RI bahwa diperlukan integrasi berbagai sistem informasi kesehatan ke sistem informasi kesehatan nasional yang akan memudahkan setiap orang untuk mengakses data kesehatan yang dimilikinya tanpa mengurangi jaminan perlindungan data individu.

Dari teknologi kesehatan yang tertinggal menjadi terdepan. Pemerintah sepakat dengan DPR RI perlunya akselerasi pemanfaatan teknologi biomedis untuk pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kedokteran presisi.

“Pengesahan RUU Kesehatan ini merupakan salah satu langkah dari transformasi kesehatan. Langkah ini dibutuhkan untuk membangun arsitektur kesehatan Indonesia yang tangguh, mandiri dan inklusif,” sebut siaran pers Biro Humas dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Selasa (11/7/2023).

Disebutkan pula, ada 11 undang-undang terkait sektor kesehatan yang telah cukup lama berlaku sehingga perlu disesuaikan dengan dinamika perubahan zaman. Pemerintah sependapat dengan DPR terkait dengan ruang lingkup dan pokok-pokok hasil pembahasan yang telah mengerucut berbagai upaya peningkatan kesehatan Indonesia ke dalam 20 bab dan 458 pasal di RUU Kesehatan.

Sebelumnya, pemerintah telah melaksanakan setidaknya 115 kali kegiatan dalam rangka meaningful participation, baik dalam bentuk forum diskusi maupun seminar yang dihadiri 1.200 pemangku kepentingan dan 72 ribu peserta. Pemerintah sudah menerima setidaknya 6.011 masukan secara lisan dan tulisan, maupun melalui portal partisipasi sehat.

Pimpinan Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, RUU tentang Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. RUU ini menjabarkan agenda transformasi kesehatan yang bersifat reformis untuk perbaikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan primer dan sekunder melalui penguatan upaya kesehatan dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif rehabilitatif, dan atau paliatif.

“RUU kesehatan memberikan ruang ekosistem untuk pengembangan inovasi kesehatan, serta penguatan peran kesehatan,” ujar Melki, seperti dikutip Biro Humas dan Pelayanan Publik Kemenkes RI.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dengan disahkannya RUU Kesehatan kiranya menjadi awal yang baru untuk membangun kembali sistem kesehatan yang tangguh di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di daerah terpencil, tertinggal, di perbatasan, maupun kepulauan.

“Saya ingin mengajak seluruh elemen pemerintah pusat, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, swasta, maupun organisasi non pemerintah, untuk ikut membangun kesehatan sampai ke pelosok negeri negeri,” ujar Menkes. (Fer)

Meimonews.com – Pemerintah Provinsi Sulut  dan 10 Koordinator Rumah Sakit Pengampu di bawah koordinasi RSUP Prof. Dr. RD Kandou menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Acara penandatanganan yang dilaksanakan di Jakarta, Rabu (31/5/2023) ini disaksikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dan dihadiri langsung Gubernur Sulut Olly Dondokambey serta Direktur Utama RSUP Kandou Jimmy Panelewen, dan kordinator rumah sakit lainnya.

Penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Provinsi Sulut. Dengan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dan rumah sakit pengampu, diharapkan masyarakat Sulawesi Utara akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap perawatan medis yang berkualitas.

Dalam MoU tersebut, Pemerintah Provinsi berkomitmen untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh rumah sakit pengampu, seperti peralatan medis, tenaga medis, dan fasilitas yang memadai. Pemerintah juga akan memberikan dukungan dalam mengembangkan sistem administrasi dan manajemen rumah sakit yang efisien.

RSUP Kandou sebagai rumah sakit pengampu akan berperan sebagai mitra strategis dalam meningkatkan layanan kesehatan di daerah tersebut. Mereka akan bekerjasama dengan pemerintah provinsi untuk menyediakan perawatan kesehatan yang berkualitas, melalui peningkatan infrastruktur rumah sakit, pengembangan program pelayanan, dan pelatihan tenaga medis.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey, menyampaikan harapannya, penandatanganan MoU ini akan membawa perubahan positif yang signifikan dalam sektor kesehatan di provinsi ini.

“Kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan memastikan bahwa masyarakat Sulawesi Utara mendapatkan perawatan yang terbaik. Dengan kerjasama antara pemerintah dan rumah sakit pengampu, kami yakin dapat mencapai tujuan ini,” ujarnya.

Direktur Utama RSUP Kandou, Jimmy Panelewen mengungkapkan kegembiraannya terkait penandatanganan MoU ini. “Kami siap bekerja sama dengan pemerintah provinsi dalam meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di Sulawesi Utara. Melalui kolaborasi yang erat, kami berharap dapat memberikan perawatan yang terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.

Diharapkan, MoU ini akan membuka jalan bagi kerjasama yang lebih luas antara pemerintah provinsi dan rumah sakit pengampu di masa depan. (Fer)

Meimonews.com – Pemerintah terus memantau perkembangan dan mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran tahun 2022. Selama pemantauan yang dilakukan pemerintah pada hari libur nasional sebelumnya, terjadi kecenderungan lonjakan kasus pada hari ke-27 sampai ke-34 pascalibur.

Hal tersebut disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti rapat yang dipimpin  Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/5/2022) siang.

“Nah, sekarang kita sudah tujuh hari sesudah hari raya. Jadi, kami mengusulkan kepada Bapak Presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20-25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama, seperti liburan Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya,” ujarnya.

Baca juga : Masyarakat Sulut Diajak Manfaatkan Momen Keringanan PKB

Menkes menegaskan, pemerintah juga tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi pandemi serta terus memantau perkembangan varian baru virus corona.

“Kami sekarang ada di fase monitoring dengan waspada, dengan hati-hati.  Satu hal yang kami lakukan monitoring adalah varian baru yang ada di dunia, karena kami mengamati bahwa lonjakan kasus itu terjadi kalau ada varian baru,” ujarnya, seperti dikutip Humas Kemenkes.

Baca juga : 6 Imam Baru Ditahbiskan Mgr. Rolly

Pemerintah juga terus meningkatkan laju vaksinasi nasional. Cakupan vaksinasi di tanah air saat ini mencapai 406 juta dosis dan diterima oleh sekitar 199,3 juta masyarakat.

“Jadi kalau dulu pertama kali di awal vaksinasi 13 Januari tahun lalu disampaikan oleh satu majalah terkemuka internasional, Indonesia butuh 10 tahun, sekarang dalam waktu 16 bulan kita sudah berhasil menyuntikkan 406 juta dosis vaksin ke seluruh masyarakat Indonesia,” sebut Menkes.

Baca juga : Unsrat Siap Laksanakan UTBK SBMPTN Tahun 2022

Berdasarkan data Kemenkes, hingga 9 Mei pukul 18.00 WIB cakupan vaksinasi dosis pertama mencapai 199,34 juta dosis atau 95,72 persen dari target, dosis kedua 165,66 juta dosis atau 79,54 persen, dan dosis ketiga atau booster 41,03 juta dosis atau 19,70 persen. (lk)

Meimonews.com – Tren kenaikan kasus Covid-19 dilaporkan mulai melonjak di beberapa negara. Ini menjadi sinyal bagi dunia termasuk Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara baik darat, laut maupun udara terutama menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

Pemerintah mempelajari kenaikan kasus naik signifikan pasca libur panjang. Sebab, saat moment tersebut terjadi mobilitas dan interaksi yang tinggi antar masyarakat.

“Guna menekan penularan kasus yang kian meluas, mulai 24 Desember 2021 sampai dengan 2 Januari 2022, pemerintah mulai memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh Indonesia,” rilis Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (RI), Sabtu 27/11/2021).

Semua kejadian kasus di negara-negara luar negeri ini, sambung rilis tersebut, dipelajari dan diawasi dengan ketat dan kita laporkan ke Presiden.

Kemenkes uga mengamati situasi pandemi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. “Semuanya masih baik jadi kita tidak perlu kuawatir tetapi kita memonitor yang memiliki potensi kenaikan,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Konferensi Pers Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Dari hasil pengamatan, dilaporkan total 19 kabupaten/kota mengalami kenaikan kasus dengan lama waktu yang berbeda-beda.

Dua daerah yakni Fak-Fak dan Purbalingga dalam kurun waktu 4 minggu berturut-turut ada kenaikan kasus terkonfirmasi. Selanjutnya, ada Lampung Utara yang sudah naik 3 minggu berturut-turut, dan 16 kota yang dua minggu naik. Kendati presentasenya kecil, monitoring terus dilakukan agar tidak terjadi ledakan kasus.

”Walaupun jumlahnya masih kecil, positivity rate dan BOR rumah sakit masih rendah, tapi kita mengikuti daerah-daerah ini agar jangan sampai kita terlambat kalau ada kenaikan,” jelasnya.

Kenaikan ini, menurut Menkes, salah satunya dipicu menurunnya kemampuan testing dan tracing terhadap kontak erat kasus terkonfirmasi serta berkurangnya kesadaran masyarakat menerapkan prokes 5M.

”Kita juga memperhatikan mengenai kota-kota tersebut apa yang harus diperbaiki, yaitu tracing dan testingnya. Testing harus dilakukan terhadap orang-orang kontak erat hasil dari tracing. Kami melihat kota-kota yang ada kenaikan, disiplin untuk tracing dan testingnya sangat rendah,” sebut Menkes.

Merespon hal ini, Menkes meminta kepala daerah agar memperkuat 3T (Testing, Tracing dan Treatment), menegakkan protokol kesehatan 5M dan menggenjot cakupan vaksinasi terutama pada kelompok-kelompok yang rentan terpapar Covid-19.

Terkait dengan vaksinasi, per 26 November 2021 pemerintah telah menyuntikkan 231,8 juta dosis vaksin Covid-19 dengan rincian 137,5 juta orang menerima dosis pertama, 93,1 juta orang telah mendapatkan dosis kedua dan 1,2 juta tenaga kesehatan sudah menerima vaksin dosis ketiga (booster).

Dalam tiga minggu terakhir, laju vaksinasi mengalami penurunan. Hal ini salah satunya disebabkan adanya ketakutan masyarakat menggunakan vaksin yang tersedia terutama vaksin dengan platform mRNA.

Menkes meminta masyarakat untuk segera vaksinasi Covid-19. Tidak perlu ragu dengan vaksin yang ada. Tidak perlu memilih merk vaksin, gunakan vaksin yang tersedia terlebih dulu saat ini. Pemerintah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat aman, bermutu, dan berkhasiat.

”Tidak usah kuawatir vaksin ini terbukti aman. Jangan sampai apa yang terjadi di Eropa terjadi di Indonesia,” tegas Menkes. (lk)