Meimonews.com – Mulai 1 Desember hingga Vigili Natal 24 Desember 2024, warga Katolik sedunia memasuki masa Adven. Sejalan dengan itu, Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC mengeluarkan Surat Adven 2024.
Surat AdvenĀ 2024 Uskup Manado yang ditandatangani 28 November 2024 ini dibacakan di semua gereja Katolik Keuskupan Manado baik pusat paroki maupun stasi pada Minggu 1 Adven, 1 Desember 2024.
Surat Adven yang ditujukan kepada warga gereja Katolik baik pastor, frater, bruder, suster maupun umat Katolik yang tersebar di Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah ini mengangkat tema Jadilah dirimu sendiri : tulus dan transparan, jadilah gereja yang berbelarasa.
Di awal suratnya, Uskup menjelaskan, kita telah memgakhiri satu tahun liturgi dan dengan memasuki minggu Adven I, kita memulai tahun liturgi yang baru.
Siklus satu tahun liturgi dimulai dengan suatu masa persiapan kedatangan Tuhan yang pertama, itulah peristiwa Natal, sekaligus juga sebagai masa persiapan kedatangan Tuhan yang kedua di akhir zaman yang kita tidak tahu saatnya.
Masa Adven yang disebut sebagai masa penantian kedatangan Tuhan. Masa persiapan dan penantian ini digambarkan Yohanes Pembabtis dengan menyuarakan kembali seruan nabi Yesaya sebagai sebuah aksi. “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya.”
Mempersiapkan jalan yang lurus supaya tanpa hambatan kita dapat berjumpa dengan Dia, dan denikian juga Dia dapat berjunpa dengan kita.
Dengan demikian, persiapann atau penantian kita bukanlah suatu suasana atau keadaan menunggu secara pasif melainkan suatu kegiatan aktif, penuh sukacita dan harapan.
Dikemukaiab, firman Tuhan yang kita dengarkan selama masa Adven ini mengajak kita untuk melihat situasi nyata sekarang dan dengan penuh perhatian serta kewaspadaan agar supaya kita siap dan layak untuk menerima kedatangan Tuhan yang pertama maupun yang kedua.
“Itulah mempersiapkan dan menyambut Tuhan dengan hati yang tulus dan transparan. Kita boleh merias tubuh kita, rumah kita, gereja kita, tapi seperti yang dikatakan oleh Paus Fransiscus dalam homilinya pada Hari Raya Kristus Raja, janganlah merias jiwamu dan janganlah merias hatimu. Jadilah dirimu sendiri, tulus dan transparan.
Baiklah dalam masa Adven ini, warga Katolik diajak merenungkan beberapa peristiwa penting yang pantas menjadi perhatian, yang berhadapan dengan situasi Gereja dan masyarakat dewasa ini.
Diungkapkan, tahun ini sebanyak dua kali para uskup kita mengadakan sidang tahunan KWI dirangkaikan dengan perayaan Yubileum 100 KWI (15 Mei 2024) dengan tema Berjalan bersama membangun gereja dan bangsa, searah dengan tema Sidang Sinode para Uskup tahap I di Roma (2023) : Berjalan bersama : persekutuan, partisipasi dan misi.
“Para uskup menyadari bahwa Gereja sebagai satu persekutuan yang menjalankan misinya membangun Gereja dan bangsa membutuhkan semangat sinodalitas yakni berjalan bersama di mana di dalamnya ada semangat persaudaraan, kebersamaan, keterlibatan, keterutusan dan belarasa,” jelasnya.
Gereja Katolik Keuskupan Manado dengan visinya Gereja Keuskupan Manado mengembangkan jati diri dan martabatnya dalam komunitas berbasis sabda, iman, persaudaraan, kerasulan dan masyarakat, menurut Mgr. Rolly (sapaan Uskup Manado), telah mengadakan evaluasi dan menyusun program kerja serta budgetnya tahun 2025, tahun kedua dari tahap II sebagai tahap pengembangan dari tahap I sebagai tahap penataanpenataan.
Ada banyak keberhasilan tapi ada juga jalan yang berliku dan berlobang yang dihadapi seperti sikap pasif, kurang partisipatif, kurang betjalan bersama, keterbatasan sarana dan dana, dan lain-lain.
Marilah di masa adven ini sebagai persiapan datangannya atau lahirnya sebuah keuskupan yang jati dan martabat umatnya berkembang, selaras dengan semangat sidang KWIKWI, kita bangun dan kembangkan semangat berjalan bersama, persaudaraan, kebersamaan, kesetiakawanan, saling berbagi dan berbelarasa dalam melaksanakan misi sebagaimana tertuang dalam program dan budget.
“Kita kembangkan komitmen kita untuk berpartisipasi aktif dan berjalan bersama serta bekerjasama,” ajak Uskup kelahiran Lembean ini.
Dipaparkan, tahun ini, negara kita juga telah mengadakan dua kegiatan besar dan penting yaitu Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden (Februari 2024) serta Pemilihan Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Menjelang pemilihan, masyarakat dan umat karena perbedaan partai, pandangan politik, agama, suku, dan lain-lain sering terlibat dalam sikap atau aksi yang mengganggu persaudaraan, kebersamaan, kerukunankerukunan. Terjadi konflik karena ujaran kebencian dan fitnah. Banyak orang kehilangan hati nurani yang jernih dan tulus.
Masa pasca Pilkada ini, di masa adven ini, warga Katolik diajak untuk menyiapkan jalan yang lurus dan rata dengan meluruskan hati kita yang telah bengkok dan berlobang supaya datanglah dan lahirlah kembali persatuan dan persekutuan kita yang rukun dan damaidamai.
“Marilah menjadikan diri kita sendiri lagi dengan memiliki hal yang tulus dan transparan serta hati nurani yang murni,” ajak Mgr. Rolly.
Disebutkan, memghadapi situasi masyarakat dan Gereja sekarang ini, para uskup melalui Pesan Sidang KWI 2024, mengajak kita sebagai satu persekutuan agar di masa Adven dan selanjutnya, sebagai warga Gereja dan bangsa untuk memberi perhatian demi datangnya dan lahirnya Gereja yang sehati dan solider, peduli dan berbelarasa.
Yang dimakaud tersebut adalah hadir sebagai sahabat bagi saudara-saudari yang miskin, lemah, tersingkir, difabel, sakit, perantau, pengungsi serta anak-anakanak-anak, kaum mudamuda dan orang lanjut usiausia; Pemberi harapan dan bantuan bagi teman-teman yang menjadi korban kerusakan lingkungan hidup serta bencana alam.
Selain itu, Peduli dengan sahabat-sahabat yang aktif merawat dan melestarikan alam ciptaan; Membangun persekutuan yang partisipatif dan berkomitmen untuk berjalan bersama dengan semua pihak yang berbeda agama, suku, budaya dan golongan dalam mewujudkan tata kehidupan yang lebih bermartabat.
“Marilah di masa Adven ini dan selanjutnya, tahap demi tahap kita sebagai ‘peziarah pengharapan’ (tema Yubelium 2025 yang akan dibuka Paus pada malam Natal 2024), mengambil langkah-langkah kongkrit yang nyata untuk benar-benar mewujudkan wajarh Gereja kita yang peka dan peduli serta berbelarasa di tengah-tengah situasi dan persoalan yang dihadapi Gereja dan bangsa selama ini,” sebutnya.
Melaksanakan semua itu juga sesuai dengan semangat tema Sinode Para Uskup tahap II di Roma yaitu Bermisi dan berbelarasa, sebagaimana Bapa Suci Paus Fransiscus telah memberikan contoh yang cemerlang bagi kita selama kunjungannya ke Indonesia. (lk)