Meimonews.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulut menggelar Workshop dan Diseminasi Kasus dan Pembelajaran Baik Stunting Tingkat Provinsi Sulut di Roger’s Hotel Manado, Senin (13/11/2023).
Tujuan kegiatan yang dibuka pelaksanaannya oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sulut Ir. Diano Tino Tandaju, M.Erg ini adalah untuk menyosialisasi hasil studi kasus dan pembelajaran baik tentang stunting di Provinsi Sulut.
Yang diharapkan lewat kegiatan sehari ini adalah hasil studi kasus stunting yang dilaksanakan di empat lokus dapat dijadikan rekomendasi dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan serta pembelajaran baik dan direplikasi di lokus yang lain.
Kegiatan ini menghadirkan 4 narasumber dan 5 penanggap.
Narasumber terdiri dari Drs. Meildy Pasqual, M.Kes (Politeknik Kesehatan Manado) yang menyampaikan materi Studi Kasus Stunting Bolaang Mongondow Timur; Hendra Herlambang, SKM, M.Kes (Universitas Muhammadiyah Manado) yang membawakan materi Studi Kasus Stunting Bolaang Mongondow Selatan.
Ada juga Dr. Nancy Malonda, MPH (FKM Universitas Sam Ratulangi) yang membawakan materi Studi Kasus Stunting Kota Bitung; dan Ns. Angelia Tendean, S.Kep., M.Kep (Universitas Klabat) yang membawakan materi Studi Kasus Stunting Minahasa Utara
Lima penanggap terdiri dari Valentino Lumowa, S.Si, MA, Ph.D; Frederik G. Worang, SE, BSBA, M.Com, PhD; Dr. Muksin Pasambuna, M.Si; Prof. DR. Dr. John Wantania, Sp.OG (K); dan Dr. Bobby Pambudi, Sp.A (K).
Pejabat yang hadir adalah Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng (daring – zoom), Ketua IPADI Sulut Dr. Tri Oldi Rotinsulu, dan Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Sulut Drs. Jefry Paat, M.Si
Peserta kegiatan terdiri dari perutusan Bappeda Sulut, Dinas Dukcapil dan KB Sulut, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, IPADI Sulut, Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Sulut.
Selain itu, para Ketua Pokja di Perwakilan BKKBN Sulut, Kepala OPD KB Kabupaten/Kota dan jajaran (daring – zoom), Satgas Stunting Kabupaten/Kota (daring – zoom) dan PKB/PLKB (daring – zoom)
Dalam sambutannya, Tandaju mengatakan, dalam upaya terbaik percepatan penurunan stunting diperlukan komitmen yang mencakup penempatan penurunan stunting sebagai salah satu prioritas utama pembangunan.
Selain itu, mobilisasi sumber daya; serta menguatkan koordinasi, pemantauan, dan evaluasi untuk memastikan program berjalan dengan baik.
“BKKBN bersama-sama dengan perguruan tinggi serta organisasi profesi dan kemasyarakatan perlu mengawal konvergensi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting,” ujarnya.
Selain itu, turut memastikan intervensi dan sumber daya yang diperlukan tersedia dan menjangkau kelompok sasaran yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Lumowa dalam.tanggapannya mengatakan, salah satu contoh pembelajaran baik penanganan stunting adalah hanya Bolsel yang memiliki Peraturan Bupati yang mengatur bahwa pengukuran setiap bulan harus 100 persen yang hasilnya dapat dicek melalui ePPBGM”
Wantania dalam tanggapannya menegaskan, sangat jarang stunting hanya disebabkan satu faktor. Biasanya saling berhubungan antar faktor langsung, intermediate, dan tidak langsung. Sehingga perlu dilakukan penelitian pengaruh antar faktor di masyarakat.
Pambudi dalam tanggapannya menegaskan, status gizi tidak melihat dari stunting dan tidak stunting.
Disebutkan, status gizi menurut Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Antropometri Anak adalah gizi baik, gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, obesitas dan lain lain. Sehingga penanganan stunting harus menyelesaikan masalah gizi sebagai prioritas.
Worang dalam tanggapannya menegaskan, perlunya tindak lanjut pertemuan ini. Ada tiga saran yang disampaikan.
Pertama, pengawasan pengambilan data (apakah ada keberpihakan, kemudahan akses data, dan lain-lain. Kedua, melakukan penelitian kualitatif selain kuantitatif. Ketiga, penyebarluasan ide pemikiran hasil diskusi ke pemerintah daerah dan masyarakat luas salah satunya melalui media cetak. (Fer)