Meimonews.com – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulut Ir. Diano Tino Tandaju, M.Erg mengungkapkan, stunting dapat dicegah dengan mengoptimalkan pengasuhan pada periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Hal tersebut disampaikan Tandaju ketika memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader BKB Tahun 2024, Selasa (27/2/2024).
Kegiatan yang diselenggarakan Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting BKKBN Sulut yang diketuai Bionda Wowiling, S.Sos, MSi ini berlangsung Hotel Aston Manado hingga Rabu (28/2/2024).
‘Salah satunya melalui pemberdayaan keluarga (Intervensi Sensitif) sebagai bentuk pendidikan non-formal,” ujar Tandaju di hadapan 30 peserta utusan kader BKB aktif Kabupaten/Kota di Sulut ini.
Ditegaskan, BKKBN memiliki peranan dalam pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dengan cara promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).
Mengenai pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan, sebutnya, dihitung sejak saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Saat menutup kegiatan, Rabu (28/2/2024), Tandaju menyampaikan beberapa hal, di antaranya kader wajib transfer ilmu ke seluruh anggota BKB, kader wajib meningkatkan kompetensi melalui ikut kelas belajar mandiri SiBima dalam rangka pencegahan dan percepatan penurunan stunting, serta BKB wajib berintegrasi dengan posyandu dan PAUD sehingga diharapkan dengan adanya integrasi kegiatan angka stunting di Sulut turun.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan umum adanya peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan bagi Pelaksana Program BKB tentang Pengasuhan 1000 HPK dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Sementara tujuan khususnya ada empat yakni pertama, pelaksana program BKB dalam hal ini kader kelompok BKB dapat melakukan sosialisasi promosi 1000 HPK pada sistem pelayanan yang sudah ada (misal integrasi dengan posyandu).
Kedua, dengan adanya kader kelompok BKB, kita bisa memahami masalah di lapangan dalam melakukan promosi dan KIE 1000 HPK kepada masyarakat dan anggota BKB lainnya mengenai permasalahan stunting ini.
Ketiga, terbinanya kelompok BKB sebagai salah satu sarana untuk promosi dan KIE terkait 1000 HPK dalam rangka pencegahan stunting; dan keempat, tersedianya laporan perkembangan kegiatan Pro-PN terkait promosi dan KIE 1000 HPK dalam rangka pencegahan Stunting sebagai bentuk realisasi tercapainya target tahun 2024.
Materi yang diberikan terdiri dari Peran Posyandu dalam Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting oleh Dinas Kesehatan; Cegah Stunting dengan Optimalisasi Pengasuhan oleh Ketua Tim Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting
Asupan Gizi dalam Upaya Pencegahan Stunting oleh dr. Nelly Majulu; serta Sosialisasi Website SiBima dalam rangka Pencegahan Stunting oleh PIC Ketahanan Keluarga Balita dan Anak (Fer)