Meimonews.com – Guna mendukung tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel, RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Prof. Dr. RD Kandou Manado menggelar Entry Meeting Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Kegiatan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) yang dibuka pelaksanaannya oleh Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUP Kandou Yuli Astuti Saripawan ini diadakan di Aula Lantai 2 Kantor Administrasi RSUP Kandou (sebutan akrabnya), Senin (17/2/2025).

Sejumlah pejabat dan tim terkait, termasuk para Direktur, Kepala SPI, para Manajer dan Asisten Manajer, Pejabat Pembuat Komitmen Tahun 2024, Pejabat Pengadaan Tahun 2024, Tim Pendukung PPK Tahun 2024, dan Kepala ULP hadir dalam kegiatan ini.

Dengan adanya pertemuan ini diharapkan seluruh pihak terkait dapat memahami proses pemeriksaan serta bekerja sama untuk kelancaran pelaksanaan audit.

Dalam sambutannya, Astuti menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan serta kerja sama dari seluruh pihak agar proses pemeriksaan berjalan lancar. (Fer)

Meimomews.com – Digitalisasi pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. RD Kandou (RSUP Kandou) yang menggunakan aplikasi ME-SMILE dipantau Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Tim Kemenkes, dalan hal ini Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) berkolaborasi dengan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia melakukan pemantauan pengelolaan limbah medis rumah sakit yang akrab disebut RSUP Kandou itu, Jumat (26/1/2024).

Tim yang dipimpin Direktur Jenderal  P2P Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM. MARS dan Resident Representative of UNDP Indonesia Mr. Norimasa Shimomura disambut oleh Direktur Layanan Operasional RSUP Kandou dr. Wega Sukanto, Sp, BTKV.

Dirjen dalam sambutannya mengatakan, pemantauan ini bertujuan untuk memastikan efektivitas dan efisiensi pengelolaan limbah medis di rumah sakit.

“Aplikasi ME-SMILE adalah platform digital yang dirancang untuk memantau dan mengelola limbah medis di rumah sakit. Aplikasi ini memungkinkan rumah sakit untuk melacak, memantau, dan mengelola limbah medis secara real-time, sehingga meningkatkan efisiensi dan keamanan pengelolaan limbah medis,”ujar Rondonuwu.

Norimasa mengatakan, Tim akan melakukan pemantauan di RSUP Kandou dan melakukan dialog dengan manajemen rumah sakit serta SDM yang bertanggung jawab atas pengelolaan limbah medis dan juga melakukan inspeksi pada fasilitas pengelolaan limbah medis dan melihat langsung bagaimana aplikasi ME-SMILE dioperasikan.

“Kami sangat mengapresiasi dan terima kasih upaya RSUP Kandou yang sudah menerapkan digitalisasi pengelolaan limbah medis,” kata Norimasa.

Disebutkan, RSUP Kandou merupakan salah satu rumah sakit di Indonesia yang menerapkan aplikasi ME-SMILE dalam pengelolaan limbah medis. “Dengan adanya pemantauan ini, kami berharap dapat memperluas penerapan digitalisasi pengelolaan limbah medis di rumah sakit lainnya di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Dokter Wega yang saat ini mejadi Plh. Direktur Utama RSUP Kandou menyampaikan apresiasi terima kasih atas kunjungan di rumah sakit kandou.

“Terima kepada Kementerian Kesehatan dan UNDP Indonesia yang sudah memberikan bantuan melalui Kemenkes dalam penerapan aplikasi ME-SMILE. Ini sangat membantu RS Kandou dalam efisiensi standar pengelolaan limbah medis dan melindungi lingkungan serta kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Adapun agenda dari kunker ini yakni Peresmian Ensinerator di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BLKM), Pemantauan SMILE Imunisasi di Puskesmas Bahu, Pemantauan Whole Genome Sequencing (WGS) di Universitas Samratulangi (Unsrat) Manado dan pemantauan digitalisasi pengelolaan limbah medis menggunakan Aplikasi ME-SMILE. (Fer)

Meimonews.com – Mengawali tahun 2024, Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. DR Kandou yang akrab disebut RSUP Kandou mendapat dua penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Penghargaan tersebut diterima RSUP Kandou karena mencatat prestasi penting sebagai rumah sakit vertikal dengan sistem remunerasi terbaik ketiga dan peringkat kedua rumah sakit vertikal dengan standar klinis terbaik kedua.

Penghargaan ini merupakan bukti nyata dari komitmen RSUP Kandou dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi.

Dua penghargaan tersebut diterima Plt. RSUP Kandou Dr. dr. Ivonne Elisabeth Rotty, M.Kes pada acara penganugerahan yang dilaksanakan di Aula Kemenkes RI, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Dengan sistem tersebut penerapan sistem informasi remunerasi yang ada di RSUP Kandou telah berjalan dengan efektif dan efisien.

Sistem ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kinerja dan motivasi pegawai, serta meningkatkan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Menkes RI Budi Gunadi Sadikin

Dengan penerapan standar klinis di rumah sakit pemerintah ini menunjukkan komitmen RSUP Kandou dalam menjaga kualitas layanan kesehatan yang tinggi dan memenuhi standar klinis yang ketat.

Plt. Dirut RSUP Kandou  Dr. dr. Ivonne Elisabeth Rotty, M.Kes menyampaikan rasa terima kasih kepada Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin atas penghargaan ini. “Kami sangat bangga dan berterima kasih atas penghargaan ini,” ujar dokter Ivonne (sapaan akrab Plt. Dirut RSUP Kandou ini).

Prestasi ini, menurut dokter Ivonne, adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi seluruh tim RSUP Kandou dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.

Penghargaan ini, sebutnya, menjadi motivasi bagi RSUP Kandou untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

“RSUP Kandou berkomitmen untuk terus menjaga standar klinis yang tinggi dan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan data pasien,” tandasnya. (Fer)

Meimonews.com – Perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Manado di bawah kepemimpinan Walikota Andrei Angouw dan Wakil Walikota Richard Sualang (AARS) terhadap penanganan masalah penyakit malaria terbilang. serius.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemkot Manado tersebut dengan memberikan penghargaan berupa sertifikat eliminasi malaria.

Penyerahan piagam tersebut dilakukan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Dr. dr. Max R. Rondonuwu, DHSM, Mars kepada Wakil Walikota Manado Richard Sualang di Ibukota Nusantara IKN, Kalimantan Timur, Kamis (15/6/2023).

Penghargaan ini diterima Pemerintah Kota Manado di bawah kepemimpinan AARS yang dinilai telah berhasil memberantas penularan lokal dari penyakit malaria. Setelah diperjuangkan lebih dari 5 tahun, status eliminasi ini bisa dicapai.

Diketahui, sebanyak 8 Kabupaten/Kota di Indonesia hadir menerima Sertifikat Penghargaan di IKN. (elka)

Meimonews.com – Pemerintah RI telah menyediakan tes antigen secara gratis melalui Puskesmas agar pengambilan spesimen tes usap (swab test) dan pemeriksaan dapat dilakukan dalam kondisi yang aman dari risiko dan hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

“Karena jika tes usap antigen (swab test antigen) dilakukan sendiri, hasilnya tidak akan akurat, karena orang yang tidak terlatih tidak memahami struktur anatomi hidung,” demikian rilis Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jumat (23/7/2021).

Ditambahkan, risiko seperti ujung usap (swab) patah atau tertelan, dan terjadi pendarahan atau tersumbatnya jalan napas juga dapat terjadi.

“Jadi, sebaiknya jangan ambil risiko, Sobat Sehat. Ayo ke Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk dites,” tulis salah satu direktorat Kemenkes RI tersebut. (lk)

Meimonews.com – Indonesia kembali mendapatkan tambahan vaksin Covid-19 sebanyak 14 juta dosis bulk vaksin Sinovac yang tiba pada Rabu (30/6/2021) dan 998.400 dosis vaksin AstraZeneca bantuan dari Pemerintah Jepang pada Kamis (1/7/2021).

Dengan tambahan vaksin ini maka ketersediaan vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca bertambah jadi 9.226.800 dosis, vaksin jadi Sinovac 3 juta dosis, olahan bulk Biofarma 85 juta dosis, vaksin Sinopharm 2 juta dosis.

“Total vaksin dari semua merek yang telah diterima Indonesia sebanyak 99.226.800 dosis,” demikian rilis Kementerian Kesehatan RI, Kamis (8/7/2021).

Dalam waktu dekat, Indonesia akan kembali kedatangan vaksin Covid-19 dari COVAX-GAVI, AstraZeneca, dan Pfizer. Dengan tambahan vaksin yang semakin banyak, Menkes mendorong agar pelaksanaan vaksinasi bisa semakin dipercepat dan diperluas.

Masyarakat kembali diimbau bahwa vaksinasi tidak menjamin seseorang kebal 100 persen terhadap paparan Covid-19. Vaksinasi merupakan ikhtiar untuk mengurangi tingkat kesakitan dan mencegah kematian, untuk itu kewaspadaan tetap harus kita lakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Jangan segan mengingatkan orang sekitar untuk segera vaksinasi Covid-19 dan disiplin menjalankan protokol kesehatan..Karena melindungi sesama adalah kewajiban kita semua,” imbau Kemenkes. (lk)

Meimonews.com – Kementerian Kesehatan telah menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) terhadap 11 obat yang digunakan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Hal rersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No HK.01.07/MENKES/4826/2021 tentang Harga EceranTertinggi Obat Dalam Masa Pandemi Covid-19 yang ditetapkan pada 2 Juli 2021.

Penetapan HET ini, menyusul banyaknya platform e-commerce maupun produsen yang menjual obat perawatan pasien Covid-19 dengan harga bervariasi.

“Oleh karenanya, pemerintah perlu menjamin keterjangkauan harga obat dimasa pandemi dengan mengatur harganya,” demikian rilis Kemenkes RI, Sabtu (4/7/2021)

Disebutkan, HET obat ini berlaku bagi apotek dan instalasi farmasi, rumah sakit/klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada diseluruh Indonesia.

Pemerintah menegaskan hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat mengobati Covid-19, namun beberapa obat berikut dianggap memiliki potensi dan siap digunakan dalam terapi Covid-19.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembelian obat secara bebas dalam jumlah yang banyak ataupun menggunakannya tanpa resep dokter. “Jangan melakukan self-medication tanpa pengawasan maupun anjuran dari tenaga kesehatan,” tegas rilis Kemenkes tersebut.

Ditekankan, penetapan HET ini adalah untuk kepentingan masyarakat, apabila terdapat pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan yang tidak wajar dimasa pandemi maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku. (lk)

Meimonews.com – Penanganan pasien terkonfirmasi covid-19 bisa dilakukan di rumah sakit, bisa juga dengan isolasi/karantina mandiri tapi dengan tetap memperhatikan/mengikuti ketentuan yang telah dikeluarkan Pemerintah.

Kememterian Kesehatan Republik Indonesia (Kememkes RI) memberikan petunjuk soal isolasi/karantina mandiri.

“Pasien terkonfirmasi positif covid-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri/karantina di rumah,” demikian bunyi postingan Kemenkes RI di Facebook, Kamis (24/6/2021).

Kemenkes lantas memberikan beberapa hal yang harus diperhatikan saat isolasi mandiri agar tetap aman dan tidak menularkan kepada anggota keluarga lain di rumah.

Pertama, hindari kontak dengan orang lain serta tidak bepergian dan tidak menerina tamu. Kedua, gunakan masker dengan benar. Ketiga, cuci tangan dengan sabun.

Keempat, jaga jarak. Kelima, bersihkan permukaan dengan disinfektan berkala. Keenam, tangani sampah dengan baik-baik. Ketujuh, gunakan alat tersendiri untuk makan, minum dan mandi.

Kesembilan, ventilasi dan pencahayaan yang baik. Kesepuluh, Kamar mandi terpisah, tetapi jika tersedia, lakukan disinfeksi rutin permukaan yang sering disentuh. Kesebelas, kamar tidur terpisah.

Keduabelas, pemantauan harian gejala. Ketigabelas, berkoordinasi dengan Puskesmas. Keempatbelas, jika muncul gejala atau semakin parah lapor petugas. Kelimabelas, orang yang merawat perhatikan protokol kesehatan 3 M.(lk)

Meimonews.com – Menyusul terjadinya lonjakan kasus covid-19 di sejumlah daerah, Pemerintah RI menetapkan sejumlah kebijakan yang bertujuan untuk membatasi mobilitas dan interaksi masyarakat, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat penularannya tinggi (zona merah). Hal ini dilakukan untuk mengurangi laju penyebaran virus covid-19.

Sejumlah langkah tegas yang diambil Pemerintah guna membatasi mobilitas masyarakat agar dapat mengurangi laju penyebaran virus covid-19 salah satunya dengan kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro.

PPKM Mikro akan diperpanjang selama 2 minggu, mulai 22 Juni hingga 5 Juli 2021 dengan membatasi pergerakan masyarakat sebanyak 75-100 persen, disesuaikan dengan kegiatan dan zona merah penularan covid-19.

“Kita harus menangani sisi hulu dengan baik agar bisa mengurangi tekanan di sisi hilirnya,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Selasa (22/6) seperti dikutip Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI drg. Widyawati, MKM dalam dalam siaran persnya.

Di sisi hulu, sambung Menkes, kita harus membatasi mobilisasi masyarakat melalui penerapan PPKM Mikro guna mengurangi penyebaran virus dan juga mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Di hilir, kita akan fokus pada peningkatan pelayanan kesehatan.

Terkait kecepatan penyuntikan vaksin, Kementerian Kesehatan didukung oleh TNI, Polri dan Pemerintah Daerah akan meningkatkan kecepatan penyuntikan menjadi 700 ribu/hari di bulan ini dan 1 juta/hari mulai bulan depan seiring dengan relaksasi batasan kriteria dan usia penerima vaksin di atas 18 tahun.

Setelah memprioritaskan vaksinasi Tahap 1 untuk tenaga kesehatan di bulan Januari hingga Februari, lalu Tahap 2 untuk penerima lanjut usia dan pekerja publik di bulan Maret hingga Juni, pemerintah akan membuka Tahap 3 untuk seluruh masyarakat Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas.

Seiring dengan pembukaan Tahap 3, cakupan dan kecepatan vaksinasi akan dapat ditingkatkan menjadi rata-rata 1 juta/hari. “Pemerintah menargetkan vaksinasi untuk 181 juta penduduk untuk mencapai kekebalan kelompok. Saat ini lebih dari 23 juta penduduk atau 12.8% dari target, sudah mendapatkan vaksinasi pertama,” sebut Menkes.

Dikemukakan, saat ini, masyarakat umum dengan usia 18 tahun ke atas di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sudah dapat divaksinasi lebih awal dari jadwal Juli.

Menkes kembali mengingatkan masyarakat meskipun telah divaksinasi covid-19 secara lengkap, kemungkinan untuk terpapar virus masih ada. “Bisa dilihat dari tenaga kesehatan yang tingkat vaksinasinya tinggi dan sudah lengkap, masih ada yang tertular. Tapi hampir semua yang terpapar tanpa gejala dan tingkat kesembuhannya juga sangat baik,” ujar Menkes.

Di sisi hilir, Kemenkes sebelum libur Idul Fitri tahun ini, telah melakukan langkah-langkah sebagai antisipasi terjadinya lonjakan kasus merujuk pada pengalaman sebelumnya.

Langkah-langkah tersebut di antaranya memberikan instruksi kepada rumah sakit di seluruh Indonesia untuk menambah jumlah tempat tidur dan ruang isolasi, menambah obat-obatan yang diperlukan serta peralatan seperti APD, dan juga menambah tenaga kesehatan.

“Hingga Senin (21/6), jumlah total keterisian tempat tidur untuk pasien COVID-19 secara nasional ada di angka 57 ribu. Kemenkes kemudian menginstruksikan tempat tidur perawatan khusus covid-19 untuk ditingkatkan dari 75 ribu menjadi 83 ribu. Dengan asumsi seluruh rumah sakit di Indonesia memberikan 30% kapasitas ruangan untuk merawat pasien covid-19, kapasitas tempat tidur isolasi untuk pasien covid-19 masih bisa ditingkatkan hingga mencapai 130 ribu tempat tidur,” ungkap Menkes.

Untuk mengantisipasi kekurangan tenaga kesehatan di Rumah Sakit, Kemenkes bekerja sama dengan IDI dan PPNI terus mengirim bantuan tenaga kesehatan yang memang dibutuhkan, termasuk dokter pasca internship, peserta program Pendidikan Dokter Spesialis, peserta program Nusantara Sehat, lulusan Poltekkes Kemenkes, serta merekrut kembali relawan yg telah habis masa tugas.

Selain penanganan lonjakan kasus secara menyeluruh mulai hulu hingga hilir, Menkes juga menyampaikan bahwa seluruh vaksin covid-19 yang dipakai di Indonesia terbukti efektif untuk menangani varian covid-19, khususnya varian Delta. “Manfaat vaksinasi sudah terbukti. Mumpung sekarang vaksinnya makin banyak tersedia, masyarakat tidak usah ragu-ragu lagi untuk segera vaksinasi,” ujar Menkes, mengimbau.

Menkes tetap berpesan bahwa masyarakat harus terus disiplin mematuhi protokol 3M, yaitu Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan. Selain mobilitas yang tinggi, lonjakan kasus pasca Lebaran tahun ini yang melebihi kenaikan kasus pasca liburan Lebaran dan Natal serta Tahun Baru 2020 juga dipicu oleh adanya varian of concern covid-19 yang telah masuk ke Indonesia.

Varian ini memang lebih cepat menular, tetapi cara menurunkan laju penularannya sama yakni dengan tidak lelah, tidak bosan, dan tidak abai dengan protokol 3M. “Saya menghimbau kepada masyarakat masih ada momentum libur-libur lain kedepannya, tolong untuk tinggal di rumah saja agar kita bisa melindungi keluarga, tetangga, dan orang terdekat dari penularan covid-19 ini,” ujar Menkes. (lk)