Meimonews.com – Sebanyak 61 mahasiswa Program Studi Diploma III Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes Gorontalo mengikuti BHD, PMKP, K3RS dan Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. DR Kandou (RSUP Kandou) Manado.

Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS (K3RS) dan Covid-19 ini dibuka pelaksanaannya oleh Direktur Layanan Operasional RSUP Kandou dr. Wega Sukanto, Sp, BTKV, Senin (21/1/2024).

Dokter Wega di dampingi Manager Diklat Ns Suwandi Luneto, S.Kep, M.Kes menyambut kedatangan mahasiswa Poltekes Kemenkes Gorontalo dengan hangat do RSUP Kandou yang kini dipimpin Plt. Dirut. Dr. dr. Ivonne Elisabeth Rotty, M.Kes.

Dalam sambutannya, dokter Wega menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Pendidikan dan pelatihan adalah kunci dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang kompeten.

“Kami sangat senang bisa berkontribusi dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri mahasiswa Poltekes Kemenkes Gorontalo,” ujarnya saat membuka kegiatan tersebut.

Dia berharap, Diklat ini dapat menjadi platform yang efektif bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Gorontalo untuk belajar dan berkembang, sekaligus membangun jaringan dengan profesional dan praktisi di bidang mereka.

“Kami berharap mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam, yang akan membantu mereka ketika memasuki dunia kerja,” kata dokter Wega.

Dalam pelatihan ini, dokter Wega juga menyampaikan Instruksi dari Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/Menkes/1512/2023, tentang Pencegahan dan Penanganan Perundungan terhadap Peserta Didik pada Rumah Sakit Pendidikan di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

“Dengan peran yang aktif dari individu dan institusi, kita dapat bekerjasama untuk mengatasi masalah bullying dan perundungan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif bagi semua orang,” ujarnya.

Direktur Poltekkes Gorontalo Mohamad Anas Anasiru, SKM, M.Kes, menyampaikan apresiasi dan terima kasih bagi pimpinan dan jajaran RSUP Kandou atas penerimaan/sambutannya.

“Terima kasih. Untuk kesekian kalinya kami datang membawa mahasiswa untuk belajar di sini. Terima kasih atas kerjasama yang selama ini terus terjalin dengan baik,” ujarnya.

Diungkapkan, selama di RSUP Kandou, mahasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari para profesional kesehatan yang berpengalaman.

“Saya berharap, mahasiswa juga akan mendapatkan kompetensinya sehingga diharapkan mereka bisa memberikan pengalamannya yang berharga dan mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga kesehatan yang kompeten dan berdedikasi,” ujarnya.

Program diklat ini merupakan kerjasama antara Poltekes Kemenkes Gorontalo dan RSUP Kandou dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan dan mempersiapkan lulusan yang siap kerja. (Fer)

Meimonews.com – Walaupun RSUP Prof. Dr. RD Kandou (akrab disebut RSUP Kandou) lagi berjibaku dengan Covid-19, tapi tidak meninggalkan pelayanan, untuk memenuhi indikator kinerja dari RSUP Kandou, bahkan target yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan.

Demikian ditegaskan Dirut RSUP Kandou Dr. dr. Jimmy Panelewen, SpB-KBD saat menjadi pembina apel dalam upacara HKN (Hari Kesehatan Nasional) di halaman gedung Pusat Jantung Pembuluh Darah dan Otak Terpadu (PJPOT) CVBC RSUP Kandou, Sabtu (12/11/2022).

Direntang waktu yang cukup panjang ini, ungkapnya, RSUP Kandou tidak diam dan terpaku hanya karena ada Covid-19. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan berhasil mendapatkan pengakuan dari Kementerian Kesehatan.

“RSUP Kandou dinyatakan lulus akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tahun 2022, dan merupakan rumah sakit umum vertikal pertama yang lulus dengan akreditasi STARKES,” tandasnya.

Dengan semua pencapaian, pejabat enerjik dan kreatif ini menyampaikan apresiasi kepada tim akreditasi dan seluruh civitas hospitalia RSUP Kandou yang telah berjuang dan bekerja keras.

“Saya sampaikan bahwa level rumah sakit ini tujuannya bukan hanya untuk mendapatkan kelulusan akreditasi, tetapi bagaimana marwah (roh/ spirit) akreditasi itu bisa kita laksanakan dalam tugas setiap hari. Betul kita sudah terakreditasi, tetapi kita selalu berupaya keras untuk melaksanakan standar dan elemen dari akreditasi itu sendiri,” tegasnya.

Dokter Jimmy (sapaan akrabnya) bersyukur berada dalam satu jajaran yang membanggakan, mempunyai potensi yang besar untuk menjawab berbagai pencapaian pencapaian yang diraih RSUP Kandou.

” Teman-teman turut bangga, berada dalam institusi yang tidak kalah dengan yang lain, dan itu tidak dikerjakan oleh Direktur Utama, Dewan Direksi. Itu dikerjakan anda semua,” ujarnya seraya menambahkan, kunci dari semua itu adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Di awal arahannya, dokter Jimmy mengungkapkan, jajaran RSUP Kandou bersyukur tahun ini boleh merayakan semarak HUT ke-58 HKN, tetapi juga pertama kali melaksanakan upacara setelah pandemi Covid-19, walaupun saat ini mulai terjadi lagi peningkatan kasus Covid-19 di beberapa daerah, tetap fokus jangan sampai ada mutasi-mutasi baru yang menyebabkan situasi kembali seperti kondisi awal di tahun 2020. (Fer)

Meimonews.com – Pandemi Covid-19 memang telah menurun tapi belum berakhir. Itulah sebabnya, program vaksinasi Covid-19 terus-menurus harus dilakukan, yang saat ini sudah vaksinasi dosis ketiga (boster).

Untuk tingkat Provinsi Gorontalo, capaian vaksinasi dosis ketiga dari Kabupaten Pohuwato tergolong rendah, baru mencapai 19 persen.

Itulah sebabnya, Badan Intelegen Negara (BIN) Gorontalo terus berupaya melaksanakan kegiatan vaksinasi termasuk menggelar vaksinasi dosis ketiga di Desa Maleo Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato, baru-baru.

“Pandemi Covid-19 belum berakhir. Untuk membantu Pemerintah Kabupaten Pohuwato, kani menggelar vaksinasi secara massal di Desa Maleo,” ujar Kabagops BIN Gorontalo Talulembang Sule kepada Meimonews.com via telefon, Selasa (30/8/2022).

Digelarnya vaksinasi ini, sebut Sule, karena antusiasme masyarakat Pohuwato untuk vaksinasi mulai menurun terutama vaksinasi dosis ketiga yang capaian tingkat Provinsi Gorontalo baru 19 persen.

Dikemukakan, dengan adanya gelaran vaksinasi ini diharapkan bisa membantu meningkatkan capaian vaksinasi dan bisa membuat masyarakat terhindar dari Covid-19.

“BIN Gorontalo bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi serta diback-up TNI/Polri terus mendorong agar Pemerintah Daerah tidak jemuh-jemuhnya melaksanakan pelayanan vaksinasi untuk mengejar ketertinggalan capaian vaksinasi dosis ketiga dan mengajak masyarakat vaksinasi agar terhindar dari Covid-19,’ ujarnya.

BIN Gorontalo, menurutnya, berada pada posisi mengimbau, mendorong dan mengajak.

Dengan pelaksanaan vaksinasi di daerah pelosok ini, diharapkan masyarakat semakin antusias dan giat mengikuti vaksinasi termasuk dosis ketiga, meskipun Pandemi Covid-19 mulai menurun tapi belum berakhir. (af)

Meimonews.com – Pemerintah terus memantau perkembangan dan mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran tahun 2022. Selama pemantauan yang dilakukan pemerintah pada hari libur nasional sebelumnya, terjadi kecenderungan lonjakan kasus pada hari ke-27 sampai ke-34 pascalibur.

Hal tersebut disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti rapat yang dipimpin  Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/5/2022) siang.

“Nah, sekarang kita sudah tujuh hari sesudah hari raya. Jadi, kami mengusulkan kepada Bapak Presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20-25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama, seperti liburan Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya,” ujarnya.

Baca juga : Masyarakat Sulut Diajak Manfaatkan Momen Keringanan PKB

Menkes menegaskan, pemerintah juga tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi pandemi serta terus memantau perkembangan varian baru virus corona.

“Kami sekarang ada di fase monitoring dengan waspada, dengan hati-hati.  Satu hal yang kami lakukan monitoring adalah varian baru yang ada di dunia, karena kami mengamati bahwa lonjakan kasus itu terjadi kalau ada varian baru,” ujarnya, seperti dikutip Humas Kemenkes.

Baca juga : 6 Imam Baru Ditahbiskan Mgr. Rolly

Pemerintah juga terus meningkatkan laju vaksinasi nasional. Cakupan vaksinasi di tanah air saat ini mencapai 406 juta dosis dan diterima oleh sekitar 199,3 juta masyarakat.

“Jadi kalau dulu pertama kali di awal vaksinasi 13 Januari tahun lalu disampaikan oleh satu majalah terkemuka internasional, Indonesia butuh 10 tahun, sekarang dalam waktu 16 bulan kita sudah berhasil menyuntikkan 406 juta dosis vaksin ke seluruh masyarakat Indonesia,” sebut Menkes.

Baca juga : Unsrat Siap Laksanakan UTBK SBMPTN Tahun 2022

Berdasarkan data Kemenkes, hingga 9 Mei pukul 18.00 WIB cakupan vaksinasi dosis pertama mencapai 199,34 juta dosis atau 95,72 persen dari target, dosis kedua 165,66 juta dosis atau 79,54 persen, dan dosis ketiga atau booster 41,03 juta dosis atau 19,70 persen. (lk)

Meimonews.com – Naik – turun kasus Covid-19 termasuk adanya varian baru yang dikenal dengan nama Omicron tak membuat pimpinan dan staf SMA Negeri 1 Manado melonggarkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Hal itu terlihat ketika baik komunitas / warga sekolah (guru, staf, siswa) maupun orangtua / wali, pengunjung / tamu datang ke lembaga pendidikan yang terletak di jalan Pramuka Kelurahan Sario Kotabaru tersebut tetap mengikuti prokes yang ada.

“Kami tetap disiplin menerapkan prokes dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 sebagaimana diatur dalam ketentuan / peraturan Pemerintah baik Pusat maupun daerah termasuk dari Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Sulut,” ujar Plt. Kepala SMA Negeri 1 Manado Noufi Karamaoy.

Dalam percakapan dengan Meimonews.com di ruang kerjanya, Kamis (10/2/2022), Karamoy lantas membeberkan langkah-langkah / upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam kaitannya dengan pencegahan penyebaran Covid-19.

Dijelaskan, ketika orang masuk ke area sekolah, prokes tersebut wajib diikuti. Ada disediakan alat pengukur suhu tubuh, tempat cuci tangan, sabun dan lain-lain serta harus menggunakan masker.

“Kami berusaha untuk tidak lengah dengan kesadaran yang ada. Apalagi siswa-siswa sudah mulai belajar dengan cara tatapmuka, walau masih terbatas,” tegasnya.

Diungkapkan,.ketika orang datang ke sekolahnya, ada piket di muka yang melayani sekaligus mengingatkan prokes Covid-19.

Demikianpun, saat warga sekolah berada di kompleks sekolah, ada Wakil Kepala Sekolah dan guru yang melakukan kontrol agar warga sekolah tetap displin menerapkan prokes Covid-19.

“Kalau ada siswa atau warga sekolah lainnya tidak menggunakan masker, pasti petugas akan menegurnya,” tandas Karamoy. (lk)

Meimonews.com – Ratusan masker dan puluhan paket sembako dibagikan kepada warga/umat Katolik oleh ibu-Ibu yang tergqbung dalam Kaum Ibu Katolik (KIK) Santa Faustina Paroki Santu Kristoforus Gorontalo dalam kegiatan Peduli Covid-19, Rabu (29/9/2021).

Aksi nyata mendukung upaya memutus matarantai penyebaran Covid-19 dan membantu mereka terkena dampaknya tersebut dilakukan di beberapa lokasi di tiga Kabupaten di Provinsi Gorontalo.

Setelah dilepas dengan doa oleh Pastor Paroki St. Kristoforus Gorontalo Pastor Marcelino Ronny Singal Pr di pastoran, rombongan KIK dan beberapa Pengurus dan Anggota KBK (Kaum Bapak Katolik) Paroki segera bergerak menuju lokasi sasaran sumbangan.

Lokasi awal yang dikunjungi adalah Desa Jati Mulya Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Dengan diantar Ketua Stasi Bongo Paroki St. Theodorus Kaaruyan Boalemo Panut Handoko, rombongan mendatangi rumah-rumah umat yang akan diberikan bantuan.

Setelah di Jati Mulya, rombongan menuju Desa Bulalo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Belasan umat di Stasi Kwandang pimpinan Amandus B diberikan bantuan.

Ketika berada di pertigaan jalan menuju Pelabuhan Anggrek Kwandang, rombongan membagikan masker kepada warga termasuk pengemudi dan penumpang kendaraan termasuk bentor (kendaraan tradisional setempat) yang tidak memakai masker.

Kemudian, rombongan menuju lokasi berikut yaitu di Limboto Kabupaten Gorontalo. Puluhan masker dan sejumlah paket sembako diberikan kepada umat Stasi Limboto yang dipimpin Anneke Paula Rantung.

Aksi Peduli Covid-19 yang dimaksudkan pula untuk mendukung Surat Edaran Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC tahun 2021 tersebut mendapat dukungan Pastor Paroki St. Kristoforus Gorontalo Pastor Marcelino Ronny Singal Pr dan Pastor Paroki St. Theodorus Kaaruyan Pastor Nico Rumbayan MSC serta sejumlah pihak termasuk KBK Paroki Gorontalo.

Magretha Johana Tinangon (Ketua KIK Sta. Faustina Paroki St. Kristoforus Gorontalo), sangat senang dan berterima kasih karena kegiatan yang mendapat dukungan banyak pihak termasuk Kaum Bapak Katolik (KBK) Paroki Gorontalo dan pastor di dua paroki bisa berjalan dengan baik dan sukses.

Kegiatan yang difasilitasi Talulembang Sule (aktivis awam Paroki Gorontalo) ini diharapkan menjadi pemacu semangat ibu-Ibu Katolik yang di Paroki St. Kristoforus Gorontalo. Diharapkan pula agar ada aksi / kegiatan lanjutan / lain, setelah kegiatan Peduli Covid-19 ini.

Sejumlah umat / warga yang diwawancarai Meimonews.com sangat senang dan berterima kasih atas perhatian / kepedulian dari KIK Paroki St. Kristoforus Gorontalo ini.

“Terima kasih kami sampaikan kepada Kaum Ibu Katolik (KIK) Paroki Kristoforus Gorontalo yang telah memberikan bantuan berupa masker dan sembako. Tuhan memberkati ” ujar salah satu penerima bantuan. (lk)

Meimonews.com – Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulut Monica Satriawan menghadiri kegiatan sosialisasi tentang Paradigma Kehidupan Baru di Era Pandemi Covid-19.

Kegiatan yang diselenggarakan DWP Sulut tersebut diadakan di ruang out-door Restoran Pondok Hijau, Jumat (27/9/2021).

Sebelum memasuki ruangan kegiatan,. ibu Monic (sapaan istri Kepala BNN Sulut Brigjen Pol. Victor Jefry Lasut tersebut) melakukan rapat test, yang hasilnya negatif.

Ketua Relawan Anti Narkoba (RAN) Sulut yang sering menjadi pembicara di beberapa iven terkait anti narkoba di Sulut ini menegaskan, protokol kesehatan sudah menjadi budaya bariu di era pandemi Covid-19.

“Jadi, mariah kita bersama-sama menyesuaikan diri demi kesehatan kita bersama,” ujar pimpinan organisasi dengan jumlah anggota sekitar 12.000-an orang ini. (af)

Meimonews.com – Saat ini, laju pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah mencapai 100 juta penyuntikan. “Per kemarin 31 Agustus 2021 kita telah mencapai lebih dari 100 juta penyuntikan vaksin Covid-19,” ujar Jubir Vaksinasi Kememterian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi

Vaksinasi Covid-19 tersebut, jelasnya dalam keterangan persnya di Jakarta seperti dikutip Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, Rabu (1/9/2021), merupakan kombinasi vaksinasi dosis pertama, dosis kedua dan dosis ketiga.

Dirincikan, total vaksinasi dosis pertama sebanyak 63.265.720 atau (30,49 %), vaksinasi dosis kedua 36.050.866 atau (17,31 %) dan vaksinasi dosis ketiga (booster) bagi tenaga kesehatan telah mencapai 640.532 atau (43,61 %).

Menurutnya, capaian ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak seperti TNI, Polri, Pemda, organisasi masyarakat, organisasi sosial, organisasi keagamaan, pelaku usaha serta masyarakat secara keseluruhan.

Sampai saat ini, pemerintah terus akan menggenjot cakupan vaksinasi nasional Covid-19 untuk mempercepat tercapainya kekebalan kelompok. Adapun strategi yang dilakukan adalah dengan memastikan ketersediaan stok vaksin Covid-19 di seluruh pelosok Indonesia serta meningkatkan target penyuntikan harian.

Nadia menjabarkan, sejak pelaksanaan vaksinasi hingga saat ini total vaksin Covid-19 yang telah didistribusikan ke daerah sebanyak 140 juta dosis vaksin.

Agustus lalu, rata-rata vaksin yang dikirimkan sebanyak 8-15 juta dosis vaksin. Sekitar 15,2 juta didistribusikan pada minggu keempat Agustus dan 20,3 juta di minggu kelima Agustus hingga awal September nanti.

September mendatang, rencananya jumlah vaksin yang akan didistribusikan ke daerah lebih banyak dibandingkan bulan Agustus. “Seiring dengan penambahan ini, target penyuntikan harian juga akan ditingkatkan,” tegasnya.

Diungkapkan, pada September ini, apa yang sudah dicapai di bulan Agustus akan terus kita tingkatkan kapasitas maupun kecepatannya untuk mencapai target penyuntikan 2 juta dosis/hari.

Selain menambah jumlah vaksin, Jubir Kememkes RI ini mengimbau kepada Dinas Kesehatan Provinsi untuk mempercepat laju distribusi vaksin dari provinsi ke kabupaten/kota mengikuti laju pengiriman pusat terutama kabupaten/kota yang mudah dijangkau.

Apabila ketersediaan vaksin di provinsi tidak mencukupi, pemerintah provinsi dapat melakukan realokasi pada kabupaten/kota yang masih memiliki stok vaksin yang cukup banyak untuk diberikan ke kabupaten/kota lain yang memiliki stok vaksin lebih sedikit di minggu tersebut.

“Kita masih memerlukan fokus untuk serbuan dan respon baik dari TNI, Polri, Kementerian dan Lembaga lain, swasta, organisasi masyarakat, organisasi agama pada kabupaten/kota yang masih merah dengan capaian dosis pertama dan laju suntikannya rendah,” ujarnya. (lk

(Oleh : Dr. Paulus Januar S, drg, MS)

Meimonews.com – Meningkatnya mereka yang meninggal akibat Covid-19 membuat resah. Risiko kematian karena Covid-19 sama sekali tidak dapat diabaikan.

Data hingga juli 2021 menunjukkan, dari seluruh penderita Covid-19 di Indonesia, sebanyak 2,7 persen yang akhirnya meninggal (Case Fatality Rate / CFR = 2,7 persen). Meski persentasenya tidaklah besar, tapi menjadi tragis bila yang meninggal kerabat, sahabat, atau bahkan mungkin diri kita yang akan mengalami. Dengan demikian tetap harus sekuat tenaga mengusahakan agar jangan sampai kasus Covid-19 berakhir dengan kematian.

Sebagian besar penderita Covid-19 yaitu sekitar 80 persen tidak menunjukkan gejala atau gejalanya ringan hingga sedang dan dapat sembuh tanpa perawatan yang intensif. Sebagaimana diketahui, virus Korona Baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid -19 bersifat self-limiting, yakni setelah beberapa waktu akan berhenti sendiri perkembangan kehidupannya, hingga penderita mengalami penyembuhan.

Meskipun tidak bergejala ataupun hanya ringan gejalanya, namun isolasi terhadap penderita Covid-19 tetap perlu dilakukan. Isolasi ini dilakukan terutama agar tidak menularkan pada orang lain di sekitarnya.

Kemudian sekitar 20 persen penderita Covid-19 akan mengalami kesulitan pernapasan dan memerlukan perawatan di rumah sakit untuk penyembuhannya. Sedangkan penderita Covid-19 yang akhirnya meninggal sebagian terbesar merupakan mereka yang memiliki komorbib (penyakit penyerta), yakni disertai penyakit lain yang selama ini diidapnya. Data menunjukkan lebih dari 90 persen dari seluruh penderita Covid-19 yang meninggal adalah mereka yang memiliki komorbid.

KOMORBID
Penyakit komorbid merupakan faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan meninggalnya penderita Covid-19. Penyakit komorbid umumnya merupakan penyakit kronis yang sudah cukup lama diderita.

Penyakit komorbid dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, serta mungkin pula menyebabkan kerusakan organ tubuh. Kondisi tubuh yang demikian akan meningkatkan keparahan bila orang tersebut menderita penyakit Covid-19.

Dengan terdapatnya penyakit komorbid yang sudah ada sebelum terkena Covid-19 akan mengakibatkan kondisi penderita menjadi lebih parah lagi. Selain itu infeksi virus Covid-19 juga meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit komorbid. Bila keadaannya menjadi sangat parah dapat berakhir dengan kematian.

Penyakit komorbid yang memperbesar risiko meninggalnya pasien Covid-19 terutama adalah diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit pernapasan kronis, hipertensi, dan kanker. Selanjutnya berdasarkan catatan klinis terdapat pula penyakit komorbid lainnya yang menjadi faktor risiko memperparah Covid-19 meliputi: asma, bronkitis, stroke, penyakit ginjal, penyakit hati, hepatitis B, penyakit syaraf, penyakit limpa dan keadaan immunosupresi (penurunan sistem kekebalan tubuh).

Faktor risiko lain yang dapat memperparah keadaan apabila terkena penyakit Covid19 adalah kebiasaan merokok, kegemukan (obesitas), dan faktor usia yaitu kalau sudah berumur lebih dari 60 tahun.

Tidak benar kalau ada yang mengatakan bahwa merokok dapat mematikan virus Covid-19. Bagi mereka penting untuk melakukan protokol kesehatan guna mencegah Covid-19 serta menjalankan pola hidup sehat agar meningkatkan daya tahun tubuh. Apabila daya tahan tubuh baik maka virus korona yang masuk bisa dikalahkan dan Covid-19 akan sembuh.

Bila terkena Covid-19, pasien yang mengidap penyakit komorbid akan lebih besar risikonya untuk mengalami kematian.

Berdasarkan data Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit komorbid, pasien Covid-19 yang memiliki komorbid penyakit diabetes mellitus berisiko kematian 8,3 kali lebih besar.

Penderita Covid-19 dengan penyakit jantung meningkat risiko kematiannya sebesar 9 kali. Hipertensi akan meningkatkan risiko kematian sebesar 6 kali, penyakit ginjal akan meningkatkan risiko kematian sebesar 13,7 kali, sedangkan penyakit imunitas akan memperbesar risiko kematian sebesar 6 kali.

Pasien Covid-19 yang memiliki 2 jenis penyakit komorbid, berisiko meninggal 15 kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak berpenyakit komorbid. Selanjutnya bila mengidap 3 jenis penyakit komorbid berisiko meninggal 29 kali lebih tinggi.

Di Indonesia, diabetes, penyakit jantung, dan kebiasaan merokok perlu diwaspadai karena berisiko parah bila mengalami Covid-19. Hasil RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2018 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan menunjukkan 11 persen penduduk mengalami diabetes yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Sedang penyakit jantung diderita sekitar 1,5 persen penduduk. Kemudian kebiasaan merokok dilakukan 63 persen penduduk yang termasuk salah satu yang tingkatnya tertinggi di dunia.

BILA MENGIDAP KOMORBID
Dengan meluasnya penularan Covid-19, bila mengidap salah satu penyakit komorbid, sebaiknya diupayakan untuk segera diatasi, atau paling tidak dalam keadaan terkontrol. Dengan demikian perlu untuk secara rutin memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan agar penyakitnya dapat dikendalikan.

Selain melakukan kontrol secara rutin terhadap penderita penyakit komorbid, bagi mereka penting sekali untuk sungguh-sungguh melaksanakan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan agar tidak tertular Covid-19, karena bila terkena Covid-19 kondisinya akan parah.

Vaksinasi untuk mencegah Covid-19 penting dilakukan pada mereka yang mengidap penyakit komorbid. Vaksin Covid-19 dapat diberikan kepada penderita penyakit komorbid, bahkan dinilai aman dan bermanfaat, asalkan penyakit tersebut sudah terkontrol.

Dalam hal ini pemberian vaksin Covid-19 dilakukan secara hati-hati berdasarkan pertimbangan medis guna mencegah terjadinya efek samping yang membahayakan.

Akhirnya dengan meningkatnya penyebaran Covid-19, maka perlu lebih dilakukan perhatian dan penyadaran mengenai akibat yang timbul pada pengidap penyakit komorbid. Serta yang terutama adalah dengan melakukan pencegahan dan bila mengalami penyakit Covid-19 diberikan perawatan yang sebaik-baiknya, hingga dapat menekan jumlah kematian yang terjadi. (Penukis adalah pakar kesehatan masyarakat)

Meimonews.com -.Kawanua Berdoa edisi ke-10 yang digelar Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Pusat lewat zoom meeting, Selasa (27/7/2021) menampilkan testimoni (kesaksian) dua Tou Kawanua yang sembuh dari Covid-19.

Testimoni dari dua Tou Kawanua yakni Jane Tuju (dosen Fakultas Pertanian Unsrat Manado) dan Derky Ray (Dewan Pembina KKK Jawa Tengah tersebut,
ungkap Ketua KKK Pusat Ronny Sompie kepada Meimonews.com di Manado, Rabu (28/7/2021) dapat menguatkan kita semua ketika menghadapi pandemi Covid 19 ini.

Jane menjelaskan, betapa 10 hari berada di Rumah Isolasi yang disediakan Pemerintah Sulut menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga.

Karena pertolongan Yesus Kristus, ungkap Jane, dia bisa sembuh dari Covid-19.

Derky menjelaskan, pengalaman beliau selama 30 hari berada dalam perawatan menghadapi perjuangan melawan Covid 19, yang oleh tim dokter dinyatakan bahwa tidak cukup dengan kekuatan obat semata.

“Hanya perjuangan Pak Derky atas dukungan doa keluarga, handai taulan dan juga seluruh peserta doa bersama dalam Kawanua Berdoa membawa sukacita dan berkat Tuhan Yesus Kristus untuk menyembuhkan beliau,” ujar Ronnie mengutip testimoni Derky.

Kawanua Berdoa ini digagas Pendeta Audy Wuisang, STh, MSc (Wakil Ketua Umum DPP KKK dan Sekjen PIKI) bersama Hamba-hamba Tuhan Tou Kawanua yang berkerinduan untuk bersekutu dalam ibadah dan doa bersama untuk membangun Healing Community (upaya penyembuhan bersama) bagi pasien covid 19 yang sedang dirawat dan Isoman. (lk)