Meimonews.com – Bacaan Injil hari Minggu (14/4/2024) menghantar kita kembali ke peristiwa malam sesudah Paskah. Para rasul berkumpul di Ruang Atas (Cenaculum, ruang makan), ketika kedua murid kembali dari Emaus dan menceritakan pertemuan mereka dengan Yesus.
Dan ketika mereka sedang mengungkapkan sukacita mereka atas pengalaman itu, Dia yang Bangkit menampakkan diri kepada seluruh komunitas. Yesus datang tepat ketika mereka sedang berbagi kisah perjumpaan mereka dengan-Nya.
“Peristiwa ini membuat saya berefleksi bahwa berbagi itu baik, berbagi iman itu penting. Kisah ini membuat kita berpikir tentang pentingnya berbagi iman akan Yesus yang telah bangkit,” ujar Paus Fransiskus dalam salah satu pokok permenungannya, sebagaimana dibagikannya sebelum Doa Regina Caeli, Minggu (14/4/2024).
Diungkapkan, setiap hari kita dibombardir oleh ribuan pesan. Banyak pesan yang dangkal dan tidak berguna, yang lain mengungkapkan rasa ingin tahu yang tidak bijaksana atau yang lebih buruk lagi, muncul dari gosip dan kedengkian. Pesan-pesan seperti itu adalah berita yang tidak ada gunanya, bahkan menyakitkan.
Namun, ada juga berita yang baik, positif dan membangun, dan kita semua tahu betapa senangnya mendengar hal-hal yang seperti itu, dan betapa kita merasa lebih baik lagi ketika hal itu terjadi. Dan juga adalah baik untuk berbagi kenyataan yang, baik atau buruk, telah menyentuh hidup kita, sehingga kita dapat membantu orang lain.
“Namun, ada satu hal yang sering kali sulit kita bicarakan. Kita bergumul untuk membicarakan tentang apa ? Tentang hal terindah yang harus kita bicarakan yakni perjumpaan kita dengan Yesus. Masing-masing dari kita, sanbungnya, telah berjumpa dengan Tuhan dan kita bergumul untuk membicarakannya,” sebutnya.
Masing-masing dari kita dapat berbicara banyak tentang hal ini yakni untuk melihat bagaimana Tuhan telah menyentuh kita, dan ini untuk dibagikan, bukan untuk menguliahi orang lain, tetapi dengan membagikan momen-momen unik di mana kita merasakan Tuhan hidup, dekat, menyalakan sukacita di dalam hati kita atau menghapus air mata, menularkan kepercayaan diri dan penghiburan, kekuatan dan semangat, atau pengampunan dan kelembutan.
Perjumpaan-perjumpaan seperti ini, yang masing-masing kita telah alami dengan Yesus, menurut Paus Fransiskus, harus dibagikan dan diteruskan. Hal ini penting untuk dilakukan di dalam keluarga, di dalam komunitas, dengan teman-teman.
Sama halnya dengan menceritakan inspirasi-inspirasi baik yang telah mengarahkan hidup kita, pikiran dan perasaan baik yang sangat membantu kita untuk maju, bahkan upaya dan usaha yang kita lakukan untuk memahami dan maju dalam kehidupan iman, bahkan mungkin untuk bertobat dan berbalik dari jalan-jalan kita.
“Jika kita melakukan hal ini, Yesus, seperti yang dilakukan-Nya kepada murid-murid di Emaus pada malam sesudah Paskah, akan mengejutkan kita dan membuat perjumpaan dan lingkungan kita menjadi lebih indah,” tandasnya.
Jadi, marilah kita coba ingat kembali, saat-saat yang sangat berpengaruh dalam hidup kita, sebuah perjumpaan dengan Yesus yang menentukan jalan dan arah hidup kita. Setiap orang pernah mengalaminya, setiap orang pernah mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
“Marilah kita hening sejenak dan ingat kapan saya menemukan Tuhan ? Kapan Tuhan menjadi dan terasa begitu dekat dengan saya ? Marilah kita bermenung dalam keheningan. Dan kisah perjumpaan dengan Tuhan ini, apakah saya bagikan untuk memuliakan Tuhan ? Dan juga, apakah saya juga mendengarkan orang lain ketika mereka bercerita tentang perjumpaannya dengan Yesus ?” ajak Paus Fransiskus.
Semoga Bunda Maria, sambungnya, membantu kita untuk membagikan iman kita untuk membuat komunitas kita semakin menjadi tempat perjumpaan dengan Tuhan. (*/lk)