Australia Buka Peluang bagi Generaai Muda Indonesia, Langkah Besar Dukung Mobilisasi Keterampilan

oleh

Meimonews.com – Duta Besar Australia untuk Indonesia HE Rod Brazier menegaskan, Australia tidak saja hanya memperkuat perdagangan tapi juga membuka banyak peluang bagi generasi muda Indonesia. Salah satu contoh nyata adalah peningkatan kuota kerja dari 1.000 menjadi 5.000 pertahun. Kuota telah besar yang diberikan.

“Ini merupakan langkah besar untuk mendukung mobilitas pengembangan keterampilan anak muda di Australia,” ujarnya ketika memberikan Kuliah Umum di Aula Lantai 4 Kantor Pusat Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Kamis (23/10/2025).

Sekitar 100-an mahasiswa dan dosen termasuk sejumlah Dekan Fakultas di lingkungan Unsrat menghadiri kuliah umum yang mengangkat tema Hubungan Australia – Indonesia dan Peluang Studi Di Australia oleh Dubes yang di dampingi Konsul Jenderal (Konjen) Australia di Makassar Todd Dias.

Dari pimpinan Unsrat, hadir Wakil Rektor 1 (Bidang Akademik) Arthur Pinaria dan Wakil Rektor 4 (Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat) Steenie E. Wallah.

Dubes Australia untuk Indonesia HE Rod Brszier saat memaparkan materi kuliah umum

Dubes mengungkapkan, kerjasama Australia – Indonesia mencakup setiap sektor. Namun, pendidikan dan hubungan antarmasyarakat masih menjadi inti hubungan itu, seperti hubungan antarsekolah, universitas, organisasi, budaya dan asosiasi pemuda.

Dijelaskan, Indonesia masih menjadi destinasi utama Australia. Pendidikan adalah ekspor jasa terbesar Australia, yang merupakan cerninan kualitas tinggi institusi pendikan mereka yang bertaraf dunia dan tenaga kerja yang terampil.

Pria kelahiran Indonesia ini mengungkapkan, jumlah pelajar Indonesia di Australia mencapai rekor tertinggi, lebih dari 24.000. Banyak universitas di Australia telah membuka kampus cabang di Indonesia. Sehingga semakin banyak warga Indonesia merasakan pendidikan dari Australia.

Wakil Rektor 1 Unsrat Arthur Pinaria saat memberikan sambutan mewakil Rektor Unsrat Oktovian Berty Alexander Sompie

Australia memiliki program beasiswa asing paling lama di Indonesia yang bernama Australia Awards, yang mendukung generasi pemimpin berikutnya.

Para pelajar yang melanjutkan studi di Australia akan bergabung dengan lebih dari 200.000 alumni di Indonesia. “Para alumni kami memberikan kontribusi besar terhadap hubungan bilateral dengan membangun relasi pribadi yang mendalam dan berkelanjutan,’ ujarnya.

Disebutkan, bagi rekan-rekan akademisi, terdapat peluang kolaborasi riset melalui program seperti koneksi dan Partnership for Indonesia -Australia Research (PIAR).

Foto bersama Dubes bersama Konjen, Wakil Rektor 1 dan Wakil Rektor 4 Unsrat usai penyerahan cenderamata

“Kami bangga bahwa Universitas Sam Ratulangi merupakan bagian aktif dari PIAR yang menunjukkan komitmen bersama dalam menghasilkan riset berkualitas tinggi dan berdampak nyata,” tandasnya.

Saat memaparkan materinya, Dubes mengurai perjalanan panjang hubungan Australia dengan Indonesia termasuk dengan Sulawesi Utara.

Peserta Kuliah Umum yang mengangkat tema Hubungan Australia – Indonesia dan Peluang Studi di Australia

Dijelaskan, Indonesia dan Australia adalah sahabat, tetangga dan mitra. Hubungan ini didasarkan kepada sejarah panjang persahabatan antara masyarakat dan pemerintah kedua negara.

Bahkan hubungan Indonesia dan Australia sudah terjalin sejak pelaut dari Makassar berlayar ke Autralia Utara berdagang di First Nations kami,” ujarnya.

Di tengah tantangan gkobal dan ketidakpastian, Australia berkomitmen bekerjasama dengan Indonesia dan mitra lainnya untuk menjaga keamanan, stabilitas dan kemakmuran bersama.

Salah satu mahasiswa saat memanfaatkan sesi tanya-jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan dalam bahasa Inggris

Terkait dengan wilayah Sulut, Dubes mengungkapkan, “Pada Oktober 1945, Pasukan Manado Force yang dibentuk Australia memainkan peran dalam mendukung pembebasan wilayah Sulawesi Utara yang saat itu berada di wilayah pendudukan Jepang.”

Peristiwa ini, sambungnya, menjadi peristiwa bersejarah yang menunjukkan kerjasama dalam perjuangan meraih kemerdekaan. Ada foto-foto yang merekam sambutan hangat masyarakat Manado kepada tentara Australia.

Gerdy Worang (salah satu dosen) saat bertanya kepada pemateri/Dubes

Foto-foto tersebut bukan hanya dokumentasi sejarah tetapi juga bukti nyata persahabatan dan solidaritas sudah terjalin sejak lama. Dan, kini terus diperkuat melalui pendidikan, penelitian dan kerjasama lintasgenerasi.

Dikemukakan, seperti Indonesia, perdagangan menjadi tulang punggung Australia. 1 dari 5 pekerja di Australia terkait dengan sektor perdagangan. Australia memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan banyak negara termasuk kemitraan economic komprehensif Indonesia – Australia.

Di akhir pemaparannya, Dubes berterima kasih karena diberikan kesempatan untuk berbicara (memberi kuliah umum) dan mempererat hubungan masyarakat kedua negara.

Dalam sambutannya mewakili Rektor Unsrat Oktovian Berty Alexnder Sompie, Wakil Rektor 1 mengungkapkan, Unsrat telah menikmati kerjasama yang panjang dengan berbagai universitas dan lembaga riset di Australia. Bentuk kerjasama tersebut sangat beragam, mencakup proyek penelitian bersama, pertukaran staf dan mahasiswa, serta kemitraan akademik.

“Banyak dosen kami yang merupakan lulusan universitas-universitas di Australia, beberapa bahkan sejak era Colombo Plan, dan banyak lainnya melalui berbagai program beasiswa yang lebih baru,” ujar Pinaria.

Jaringan ini, sebutnya, telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan komunitas akademik kami dan memperkuat jejaring internasional universitas.

“Kami sangat senang bahwa Yang Mulia hadir di sini hari ini untuk memberikan kuliah umum mengenai hubungan bilateral Australia–Indonesia serta berbagi wawasan mengenai peluang beasiswa di Australia. Kami yakin sesi ini akan menginspirasi para mahasiswa dan staf kami untuk melanjutkan studi dan memperluas kerja sama dengan Australia,” jelasnya.

Unsrat sangat menghargai dukungan Pemerintah Australia dalam mendirikan Aussie Banget Corner (ABC) di Gedung Kantor Urusan Internasional Universitas Sam Ratulangi. Inisiatif ini, yang didukung oleh Konsulat Jenderal Australia di Makassar, menjadi jembatan penting dalam mempererat pertukaran budaya dan pendidikan antara kedua negara.

Unsrat dengan tulus berharap bahwa melalui kunjungan ini, kerja sama antara kedua pihak akan semakin kuat—meluas ke lebih banyak fakultas, program bersama, dan bidang penelitian yang membawa manfaat bagi kedua bangsa.

“Sekali lagi, terima kasih banyak, Yang Mulia, atas kunjungannya ke universitas kami dan atas wawasan berharga yang telah dibagikan,” ujar alumni salah satu universitas di Austarlia ini.

Momen tanya-jawab dimanfaatkan beberapa mahasiswa dan dosen, Sejumlah pertanyaan dan masukkan diajukan/disampaikan dan direspons positif baik oleh Dubes maupun Konjen Australia di Makassar yang mendampingi Dubes. (FA)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Meimo News di saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *