Meimonews.com – Dalam masa adven ini, kita diingatkan dan disadarkan kembali untuk semakin teguh dan percaya akan kebaikan dan penyertaan Tuhan. Kita menyoroti adanya penyebaran etnis, ras, kelompok, budaya, dan agama di belahan dunia.
Menyikapi permasalahan tersebut, ISKA SMA Negeri 8 Manado yang Kepala Sekolahnya Mediatrix N. Ngantung mengadakan Webinar Online, baru-baru yang dihadiri
siswa-siswi, guru-guru Katolik, pastor dan frater.
Kegiatan yang dilaksanakan secara luring bertempat di aula SMA Negeri 8 Manado dan daring dengan media zoom kali ini, dibuka dengan doa yang dipimpin Fr. Blasius Helyanan kemudian diikuti sambutan dari penyelenggara Bimas Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Manado Salvatore Ponomban.
Kegiatan bertema Lux In Tenebris Lucet (Terang Bersinar dalam Kegelapan)
ini menampilkan narasumber RP Stefanus Ardi Watuseke dan RD Troyani Ricard Kalengkongan.
Pastor Troy (sapaan akrab Pastor Troyani) menjelaskan bagaimana sikap kita sebagai seorang pelajar yang harus ditunjukkan. Kita perlu selalu menjadi terang di tengah lingkungan yang mayoritasnya memiliki kepercayaan berbeda dengan kita.
“Banyaknya perbedaan bukanlah alasan kita untuk tidak teguh pada kepercayaan iman kita sendiri,” ujar Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Manado ini.
Pada dasarnya, tambah Pastor Troy,
kita tidak perlu menyalakan terang yang besar. Karena kita semua tahu bahwa lilin kecil pun dapat membakar ketakutan dalam diri. Maka jadilah lilin sebagai simbol dari terang dan semangat.
Pastor Ardi menegaskan, untuk membangun sebuah sistem ikatan persaudaraan dalam suatu institut atau sekolah, yang paling utama adalah kerukunan, persaudaraan dan pribadi penerus bangsa yang baik dan tidak memiliki perselisihan.
“Yang penting semua agama yang ada rukun, bersatu, agar dapat membangun kepribadian bangsa yang lebih baik dan tidak ada perselisihan antar sesama,” ujar Pastor Ardi. (lk)