Meimonews.com – Ada harapan yang disampaikan Dewan Pertimbangan (Depertim) dan Moderator kepada Pengurus dan Anggota PMKRI Calon Cabang (CC) Gorontalo di momen peringatan Dies Natalis ke-75 PMkRI (nasional) yang diselenggarakan di Sekretariat/Margasiswa PMKRI Calon Cabang (CC) Gorontalo St. Yohanes Paulus II, Jl. P. Kalengkongan Kelurahan Tenda Kota Gorontalo, Rabu (25/5/2022).

Talulembang Sule (salah satu Depertim PMKRI CC Gorontalo) berharap, peringatan Dies Natalis ke-75  PMKRI ini menjadi momen bagi PMKRI Calon Cabang Gorontalo St. Yohanes Paulus II untuk ke depan bisa betbuat yang terbaik untuk negara, masyarakat dan gereja.

Baca juga : Masyarakat Sulut Diajak Manfaatkan Momen Keringanan PKB

“Sebagai mahasiswa Katolik diharapkan mampu berkipah, memberikan yang terbaik, menjadi kader-kader terbaik yang berjuang negara, bangsa dan gereja,” ujar Lembang, sapaan akrab Talulembang Sule, yang bersama Lexie Kalesaran (Pembina) menjadi pemrakarsa kehadiran PMKRI Gorontalo.

Selain itu, Lembang menegaskan, kader-kader PMKRI harus kritis dan mengambil peran bila ada hal-hal berkaitan dengan permasalahan kebangsaan. “Kader-kader PMKRI termasuk di Gorontalo harus tampil terdepan dalam menanggapi isu-isu nasional,” harapnya.

Baca juga : Wujud Peduli Lingkungan, Karyawan Freshmart Bersih-bersih Muara Sungai Sario

Sementara Pastor Ronny Singal Pr (Moderator) menegaskan, tema yang diusung dalam dies kali ini yakni Kolaborasi Membangun Negeri berarti ada semacam cita-cita untuk mampu bersinergi, bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.

“Entah dengan Pemerintah dan Gereja, untuk menjadi satu kekuatan dalam membangun Indonesia yang kita cintai,” ujar Pastor Ronny yang adalah juga Pastor Paroki St. Kristoforus Gorontalo.

Baca juga : Pertama Kali Ikut Lomba OSN, SMA Katolik St. Ignatius Malalayang Siapkan 10 Siswa

Dies Natalis ke-75 PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) St. Thomas Aquinas (nasional) 25 Mei 2022 yang diselenggarakan PMKRI Gorontalo diawali Misa Syukur yang dipersembahkan Moderator Pastor Ronny Singal Pr.

Usai misa dilanjutkan dengan Sidang Kehormatan yang dipimpin Ketua Presidium PMKRI CC Gorontalo St. Yohanes Paulus II Jujur Marpaung, dengan agenda antara lain pembacaan sejarah lahir PMKRI (nasional), sambutan-sanbuatan, selayang pandang kegiatan PMKRI Gorontalo dan penyerahan sertifikat bagi yang telah lulus MPAB (Masa Penerimaan Anggota Baru).

Baca juga : Menkes Beberkan Cara Cegah Hepatitis Akut

Acara selanjutnya adalah Syukuran yang ditandai pemotongan nasi tumpeng oleh Ketua Presidium PMKRI Calon Cabang Gorontalo St. Yohanes Paulus II Jujur Marpaung dan diserahkan kepada Pastor Ronny Singal Pr, Pembimas Reine Koraag serta Depertim Daud Sandalayuk dan Wimala Weliangan. Setelah itu, makan bersama.

Kegiatan dies ini dihadiri Moderator PMKRI CC Gorontalo Pastor Ronny Singal Pr, Pembimas Katolik Kemenag Gorontalo Reine Koraag, Depertim Talulembang Sule, Daud Sandalayuk dan Wimala Weliangan, Pembina Lexie Kalesaran, Pengurus dan Anggota PMKRI Gorontalo, Pengurus Kelompok Kategorial dan Teritorial Paroki St. Kristogorus Gorontalo serta undangan lainnya. (af)

Meimonews.com – Perang masa kini yang terjadi dan perlu diwaspadai oleh Indonesia, salah satunya adalah proxy war (perang modern).

“Proxy war tidak melalui kekuatan militer tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, baik politik, ekonomi. sosial budaya, termasuk hukum,” ujar Handoyo Sugiarto ketika memberikan pembekalan kepada Calon Pengurus PMKRI Gorontalo pimpinan Jujur Marpaung di Sekretariat PMKRI Gorontalo, Sabtu (2/10/2021).

Depertim PMKRI Gorontalo dan juga Ketua Pengurus Daerah KB FKPPI Gorontalo ini lantas menguraikan tentang latar belakang / sejarah proxy, ancaman yang akan ditimbulkan, kegiatan, pentahapan, konsep menghadapi proxy war.

Dikemukakan, perang modern adalah perang yang sangat berbeda dengan konsep, metode dan teknologi militer sebelumnya, menekankan bagainana hambatan harus dimodernisasi untuk menjaga kelayakan pertempuran mereka.

“Karena itu, perang modern adalah siubyek yang berkembang, terlihat berbeda di waktu dan tempat yang berbeda,” tandas Handoyo.

Menurutnya, ada beberapa indikasi perang modern di Indonesia. Di antaranya, gerakan separatists, demonstrasi massa, penerapan regulasi yang merugikan, dan peredaran narkoba.

Terkait dengan pentahapannya, Handoyo menjelaskan tahap-tahapnya ada lima yakni infiltrasi, eksploitasi, politik adu domba, cuci otak (brain wash), dan invasi / pencapaian sasaran.

Meyinggung soal konsep menghadapi perang modern ini, dijelaskan, generasi muda (termasuk mahasiswa) adalah generasi baru yang cepat atau lambat akan menggantikan generasi sebelumnya. Regenerasi ini terjadi secara alamiah.

“Bukan tidak mungkin mahasiswa akan menjadi agen-agen perubahan dalam sejarah Indonesia,” sebut Kadis PU Provinsi Gorontalo ini seraya menyebutkan, oleh karena itu mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus berperan penting dalam upaya pencegahannya.

Untuk menangkal proxy war, menurut Handoyo, ada langkah-langkah konkrit upaya dilakukan yakni iidentifikasi dan kenal masalah, ahli sesuai bidang masing-masing, gerakan pemuda berbasis wirausaha, mengadakan komunitas belajar, dan program pembangunan karakter.

“Diharapkan, sebagai generasi penerus bangsa, memahami tentang proxy war dan mampu menghadapi proxy War dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan aturan atau perundang-undangan yang berlaku,” kata Handoyo. (lk)

Meimonews.com -Jujur Marpaung terpilih sebagai Mandataris / Formatur Tunggal / Ketua Presidium PMKRI Calon Cabang Gorontalo St. Yohanes Paulus II pada forum Rapat Unum Anggota PMKRI Calon Cabang Gorontalo yang diadakan di Pastoran Paroki St. Kristoforus Gorontalo, Sabtu (18/9/2021).

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gorontalo ini berhasil mengalahkan Calon lainnya yakni Stevan Lintang (Koordinator Pengurus PMKRI Kota Jajakan Girontalo) dengan perolehan lima suara sedang Stevan hanya memperoleh dua suara.

Pimpinan Sidang yang diketuai Andreas Hulu di dampingi Shorinji Kaporoh (Sekretaris) dan Maria KA Bay (Anggota) langsung mengesahkan hasil tersebut disaksikan Pastor Moderator Marcelino Ronny Singal Pr, Talulembang Sule dan Handoyo Sugiarto (Depertim), Ketua Presidium PMKRI Manado Andreas Buanglera, Anggota dan simpatisan serta sejumlah undangan seperti Rita Tinangon dan Ferdinand Kaporoh.

Kepengurusan PMKRI Gorontalo akan disusun Kapres (Ketua Presidium) dalam jangka waktu sebulan untuk pengesahan / pelantikan oleh Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI).

Dalam forum RUACC tersebut, selain pemilihan Mandataris / Formatur Tunggal / Ketua Presidium, diadakan pula pembahasan Nama Pelindung, Lambang dan Anggaran Rumah Tangga Calon Cabang (ARTCC) PMKRI Gorontalo.

Sebelum RUACC, diadakan Sidang Kehormatan dalam rangka Peningkatan Status PMKRI Gorontalo dari Kota Jajakan menuju Calon Cabang yang dipimpin Kapres PMKRI Cabang Manado Andreas Buanglera.

Pastor Moderator PMKRI Gorontalo / Pastor Paroki St. Kristoforus Gorontalo Pastor Marcelino Ronny Singal Pr dalam sambutannya mengapresiasi atas peningkatan status ini dan mengungkapkan rasa bangganya dengan kehadiran PMKRI Gorontalo.

Pastor Ronny (sapaan akrabnya) telah melihat dan merasakan makna kehadiran PMKRI di Gorontalo. “Telah terlihat aktivitas PMKRI Gorontalo. Ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan,” ujarnya.

Sejumlah kegiatan tersebut,.menurut data Meimonews.com, tak terlepas kaitannya dengan dukungan / bantuan dari Talulembang Sule dan Handoyo Sugiarto (Depertim), Daud Sandalayuk (Dosen), Wimala Weliangan dan lain-lain.

Semangat tersebut ,sambung gembala yang sangat menyuport kehadiran PMKRI Gorontalo, kiranya terus berkobar dalam diri anggota PMKRI Gorontalo untuk membangun gereja dan tanah air.

Depertim PMKRI Gorontalo Talulembang Sule berharap, adanya peningkatan status PMKRI Gorontalo dari Kota Jajakan menjadi Calon Cabang akan memacu semangat warga PMKRI Gorontalo intuk terus meningkatkan prakarsa dan inisiatif menjadikan PMKRI sebagai candradimuka bagi pembentukan calon-calon pemimpin yyang kelak siap menyumbangkan dharma baktinya bagi kemajuan gereja dan masyarakat dalam berbagai medan pengabdian.

PMKRI Gorontalo, sebut mantan Ketua PMKRI Cabang Manado ini, harus menjadi organisasi kader. Tentu saja kader yang dihasilkan adalah kader yang paripurna yang memiliki kapasitas kepemimpinan yang mumpuni, ditopang oleh penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain itu,.”memiliki kepedulian dan kepekaan sosial maupun keluhuran budi pekerti atas dasar iman kekatolikan yang kuat berakar,” ujar Sule, yang bersama Lexie Kalesaran menjadi pemrakarsa / Penggerak kehadiran PMKRI di Gorontalo.

Peningkatan status PMKRI Gorontalo dari Kota Jajakan menjadi Calon Cabang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Pengurus Pusat (PP) PMKRI No. : 22/SK/PP-PMKRI/I-F/VIII/2021 tertanggal 30 Agustus 2021.

SK teraebut diadakan Ketua Presidium PMKRI Cabang Manado Andreas Buanglera pada Sidang Kehormatan yang dipimpinnya di dampingi Koordinator Pengurus PMKRI Kota Jajakan Gorontalo Stevan Lintang dan Ketua Tim Kerja Peningkatan Status PMKRI Gorontalo dari Kota Jajakan menjadi Calon Cabang Shorinji Kaporoh.(af)

Meimonews.com – Sabtu (28/8/2021, cuaca Kota Gorontalo sangat cerah. Sejak pukul 08.00 Wita, sebanyak 15 kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Jajakan Gorontalo St Yohanes Paulus II kembali berkumpul di Sekretariat PMKRI yang berlokasi di Kelurahan Tenda Kecanatan Hulontalangi Kota Gorontalo. Mereka hendak melaksanakan Aksi Peduli Covid-19 yaitu #Gerakan Berbagi, Indonesia Sehat, Indonesia Hebat .

Ini merupakan aksi kedua yang dilaksanakan PMKRI Gorontalo di mana aksi yang sama telah dilaksanakan pada Sabtu (21/82021). Mereka menyiapkan sejumlah masker, hand sanitizer dan sembako untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada warga Kota Gorontalo yang saat ini sedang menghadapi masa-masa sulit akibat Pandemi Covid-19.

Para kader PMKRI Gorontalo dengan atribut khas Baret Merah Maron Jambul Kuning dipimpin Stefan Lintang (Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo) bergerak menuju Pasar Andalas di mana d ilokasi tersebut mereka membagikan masker dan hand sanitizer kepada para pengunjung dan pedagang yang tengah beraktivitas jual beli.

Bukan hanya sekedar membagikan, para kader PMKRI Gorontalo tanpa sungkan-sungkan memakaikan masker kepada setiap pengunjung yang didapati tidak atau lupa memakai masker, bahkan mereka memberikan pencerahan tentang potensi tertular Covid 19 jika abai menaati protokol kesehatan 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.

Valdi Melo (fungsionaris PMKRI Kota Jajakan Gorontalo) kepada Meimonews.com menyatakan, masih banyak ditemui pengunjung dan pedagang pasar Andalas, Kota Gorontalo yang abai terhadap protokol kesehatan. “Ada sejumlah pengunjung dan pedagang tidak memakai masker. Setelah diingatkan mereka akhirnya bersedia menerima dan memakai masker yang dibagikan oleh anggota PMKRI,” ujarnya.

Meski demikian, tambahnya, pada umumnya warga Kota Gorontalo yang beraktivitas di pasar Andalas sangat senang dan antusias menerima pemberian masker maupun hand sanitizer. Hal ini membuat anggota PMKRI makin semangat untuk membagikan bantuan.

Selesai melaksanakan Aksi Peduli Covid 19 di Pasar Andalas, para kader PMKRI bergerak door to door untuk membagikan sejumlah paket sembako kepada warga Kota Gorontalo yang kurang mampu termasuk sebagian di antaranya umat Paroki St. Khristoforus Gorontalo .

Kali ini, aksi bagi-bagi sembako turut didampingi Moderator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo Pastor Roni Singal Pr (Pastor Paroki St. Khristoforus Gorontalo).

Pada momentum penyerahan sembako, Pastor Roni dengan gayanya yang khas tidak lupa menyapa umatnya sambil menyemangati mereka agar selalu taat pada anjuran pemerintah untuk mentaati protokol kesehatan Covid-19 .

Kepada warga PMKRI Gorontalo, Pastor Roni menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas upaya yang telah dilakukan PMKRI Gorontao untuk ikut peduli terhadap situasi pandemi Covid-19.

“Aksi Peduli Covid 19 yang dilaksanakan oleh PMKRI Gorontalo ini sesungguhnya merupakan implementasi dari Ajaran Sosial Gereja tentang panggilan keterlibatan Gereja dalam masalah sosial kemasyarakatan.

Pemberian bantuan kepada warga masyarakat yang berkekurangan di saat pandemi Covid 19 adalah sejalan dengan sikap Gereja untuk selalu mendahulukan kaum miskin dan mereka yang menderita. “Preferential option for the poor. ” ujar Pastor Roni kepada para kader PMKRI yang tengah subuk menyalurkan bantuan ala kadarnya tersebut.

Aksi Peduli Covid-19 ini, sebut Stevan Lintang (Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo, merupakan juga gerakan mendukung Surat Edaran Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC tanggal 7 Agustus 2021.

Adapun semangat yang termaktub dalam surat edaran tersebut yakni ajakan kepada umat Katolik untuk peduli dan melakukan upaya nyata mencegah penyebaran Covid-19 dan membantu mereka yang terdampak melalui tiga bidang pelayanan yakni Pelayanan Informasi dan Literasi, Pelayanan Sosial dan Pelayanan Doa.

“Sebagai respon terhadap seruan Uskup Manado tersebut , pengurus dan anggota PMKRI Kota Jajakan Gorontalo melaksanakan Aksi Peduli Covid-19 melalui #Gerakan Berbagi, Indonesia Sehat, Indonesia Hebat berupa aksi bagi-bagi masker, hand sanitizer dan sembako,” ujar Lintang.

Aksi Peduli Covid-19 ini, tambah Shorinji Kaporoh (Ketua Tim Kerja Peningkatan Status PMKRI Gorontalo), merupakan respon PMKRI Gorontalo terhadap seruan Uskup Manado, sekaligus merupakan wujud kepedulian PMKRI Gorontalo untuk mengambil peran membantu upaya pemerintah mencegah penyebaran Covid-19 sekaligus membantu mereka yang secara sosial ekonomi terdampak oleh pandemi covid-19.

“Secara ekonomis, bantuan yang disalurkan nilainya tidak seberapa, tapi aksi ini lebih dimaksudkan sebagai ajakan kepada semua pihak untuk segera mengambil langkah nyata ikutserta menanggulangi pandemi Covid-19 dan membantu mereka yang terdampak mengingat saat ini angka positif Covid-19 di Provinsi Gorontalo masih relatif tinggi,” ujar Shorinji.

Sejretaris Tim Kerja PMKRI Gorontalo Maria Bay mengungkapkan, di tengah kesulitan yang dihadapi warga Kota Gorontalo , bantuan masker, hand sanitizer dan sembako yang disalurkan PMKRI Gorontalo dirasakan warga sangat berarti.

“Hal tersebut terlihat pada antusiasme dan kegembiraan warga saat menerima bantuan,” ujar Maria seraya menyebutkan hal tersebut tentu saja semakin menyemangati para anggota PMKRI dalam melaksanakan aksi ini.

Semoga ke depan, PMKRI Gorontalo akan terus dimampukan untuk memberikan yang terbaik bagi gereja, masyarakat, bangsa dan negara. (Lexie Kalesaran)

Meimonews.com – Setelah sukses menggelar aksi nyata Peduli Covid-19 berupa pemberian masker, hand sanitizer dan sembako pada Sabtu (21/8/2021), PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Kota Jajakan Gorontalo lewat Tim Kerja Peningkatan Status PMKRI Gorontalo menggelar lagi aksi serupa pada Sabtu (28/8/2021).

Kalau pada Sabtu lalu aksi pembagian masker dan hand sanitizer dilakukan di Pasar Andalas dan Perlimaan Telaga serta pembagian sembako secara door to door maka Sabtu ini pemberian masker dan hand sanitizer di Pasar Andalas sedang pembagian sembako tetap door to door.

Aksi nyata khususnya penyerahan sembako kali ini turut dihadiri Moderator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo Pastor Roni Singal Pr (Pastor Paroki St. Khristoforus Gorontalo).

Setelah berkumpul di Sekretariat PMKRI di Kelurahan Tenda Kecanatan Hulontalangi Kota Gorontalo, sebanyak 15 Pengurus dan Anggota PMKRI yang dikoordinasi Tim Kerja Peningkatan Status PMKRI Gorontalo melakukan aksi
Peduli Covid-19 yaitu #Gerakan Berbagi, Indonesia Sehat, Indonesia Hebat .

Sejumlah pedagang dan pemgunjung yang sedang beraktivitas di Pasar Andalas diberikan masker dan hand sanitiser secara cuma-cuma / gratis.

Saat memberikan masker PMKRI Gorontalo tanpa sungkan memakaikan masker kepada setiap pengunjung yang didapati tidak atau lupa memakai masker, bahkan mereka memberikan pencerahan tentang potensi tertular Covid 19 jika abai menaati protokol kesehatan 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.

Valdi Melo (fungsionaris PMKRI Kota Jajakan Gorontalo) kepada Meimonews.com menyatakan, masih banyak ditemui pengunjung dan pedagang pasar Andalas, Kota Gorontalo yang abai terhadap protokol kesehatan. “Ada sejumlah pengunjung dan pedagang tidak memakai masker.

“Setelah diingatkan, mereka akhirnya bersedia menerima dan memakai masker yang dibagikan oleh anggota PMKRI,” ujarnya.

Selesai melaksanakan Aksi Peduli Covid 19 di Pasar Andalas, para kader PMKRI bergerak door to door untuk membagikan sejumlah paket sembako kepada warga Kota Gorontalo yang kurang mampu termasuk sebagian di antaranya umat Paroki St. Khristoforus Gorontalo .

Saat menyerahkan sembako, Pastor Roni menyapa umatnya sambil menyemangati mereka agar selaku taat pada anjuran Pemerintah untuk menaati protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Pastor Roni mengapresiasi upaya yang telah dilakukan PMKRI Gorontalo untuk Peduli terhadap situasi pandemi Covid-19.

Bagi Pastor Roni, aksi Peduli Covid 19 PMKRI Gorontalo ini sesungguhnya merupakan implementasi dari Ajaran Sosial Gereja tentang panggilan keterlibatan Gereja dalam masalah sosial kemasyarakatan.

Pemberian bantuan kepada warga masyarakat yang berkekurangan di saat pandemi Covid 19 adalah sejalan dengan sikap Gereja untuk selalu mendahulukan kaum miskin dan mereka yang menderita. “Preferential option for the poor ” ujarnya.

Aksi nyata Peduli Covid-19 tersebut, ungkap Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo Stevan Lintang merupakan dukungan PMKRI Gorontalo terhadap Surat Edaran Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC tanggal 7 Agustus 2021.

Adapun semangat yang termaktub dalam surat edaran tersebut yakni ajakan kepada umat Katolik untuk peduli dan melakukan upaya nyata mencegah penyebaran Covid-19 dan membantu mereka yang terdampak melalui tiga bidang pelayanan yakni Pelayanan Informasi dan Literasi, Pelayanan Sosial dan Pelayanan Doa.

“Sebagai respon terhadap seruan Uskup Manado tersebut , pengurus dan anggota PMKRI Kota Jajakan Gorontalo melaksanakan Aksi Peduli Covid-19 melalui #Gerakan Berbagi, Indonesia Sehat, Indonesia Hebat berupa aksi bagi-bagi masker, hand sanitizer dan sembako,” ujar Lintang kepada Meimonews.com. (lk)

Meimonews.com – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Jajakan Gorontalo menyambut baik dan mendukung kebijakan Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC membentuk Satuan Pelayanan Penanggulangan Bahaya Covid -19 mulai dari tingkat Keuskupan, Kevikepan hingga Paroki sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Uskup Manado tertanggal 7 Agustus 2021.

Adapun semangat yang termaktub dalam surat edaran tersebut yakni ajakan kepada umat Katolik untuk peduli dan melakukan upaya nyata mencegah penyebaran Covid-19 dan membantu mereka yang terdampak melalui tiga bidang pelayanan yakni Pelayanan Informasi dan Literasi; Pelayanan Sosial dan Pelayanan Doa.

Sebagai respon terhadap seruan Uskup Manado tersebut, pengurus dan anggota PMKRI Kota Jajakan Gorontalo lewat Tim Kerja Peningkatan Status melakukan Aksi Peduli Covid-19 melalui # Gerakan Berbagi, Indonesia Sehat, Indonesia Hebat.

Aksi nyata tersebut berupa bagi-bagi masker dan hand sanitizer kepada sejumlah warga Kota Gorontalo yang beraktivitas di pasar tradisional Jl. Andalas Kota Gorontalo maupun para pengguna jalan di Perlimaan Telaga, Kota Gorontalo , Sabtu (21/8/2021).

Selain itu, para kader PMKRI Gorontalo juga membagikan sembako kepada beberapa warga kurang mampu di Kota Gorontalo, sebagian di antaranya adalah anggota umat Katolik Paroki St Christoforus Gorontalo .

“Aksi Peduli Covid-19 merupakan respon cepat PMKRI Kota Jajakan Gorontalo terhadap seruan Uskup Manado, sekaligus merupakan wujud kepedulian PMKRI Gorontalo untuk mengambil peran membantu upaya pemerintah mencegah penyebaran Covid-19 sekaligus membantu mereka yang secara sosial ekonomi terdampak oleh pandemi Covid-19,” ujar Stevan Lintang, Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo.

Secara ekonomis, sambungnya kepada Meimonews.com di sela kegiatan, bantuan yang disalurkan oleh PMKRI Gorontalo nilainya tidak seberapa, tapi aksi ini lebih dimaksudkan sebagai ajakan kepada semua pihak untuk segera mengambil langkah nyata ikutserta menanggulangi pandemi Covid-19 dan membantu mereka yang terdampak mengingat saat ini angka positif Covid-19 di Provinsi Gorontalo masih relatif tinggi.

Sejalan dengan itu, Shorinji F. Kaporoh (Ketua Tim Kerja Peningkatan Status PMKRI Gorontalo) menyatakan, di tengah kesulitan yang dihadapi warga Kota Gorontalo, bantuan masker, hand sanitizer dan sembako yang disalurkan PMKRI Gorontalo dirasakan warga sangat berarti.

“Hal ini nampak dari antusiasme dan aroma kegembiraan yang terpancar dari raut muka mereka pada saat menerima bantuan,” ujarnya ketika ditemui terpisah.

Hal ini, tambahnya, tentu saja semakin menyemangati para anggota PMKRI yang sejak pagi pukul 08.00 Wita sudah berkumpul di Margasiswa untuk selanjutnya bergerak menyalurkan bantuan di tengah hiruk-pikik aktivitas pasar, keramaian kendaraan yang lalulalang dan sempitnya lorong-lorong jalan pemukiman padat penduduk hingga siang hari pukul 12.30 Wita.

“Suatu pengalaman menarik melaksanakan aktivitas sosial kemasyarakatan sebagai kader PMKRI yang terpanggil untuk menghadirkan Gereja di saat-saat sulit seperti ini,” tambah Maria Bay (Sekretaris PMKRI Kota Jajakan Gorontalo sekaligus Sekretaris Tim Kerja Peningkatan Status), yang bangga dengan baret merah berjambul kuningnya.

Kehadiran ormas PMKRI di Provinsi Gorontalo masih sangat muda, baru berjalan beberapa bulan. Jumlah anggotanya pun baru hampir 20 orang yang pada umumnya merupakan mahasiswa Katolik yang berasal dari luar Gorontalo seperti Papua, NTT, Sulsel, yang kuliah di berbagai perguruan tinggi di Kota Gorontalo maupun Kabupaten Gorontalo seperti Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Universitas Gorontalo (UG) maupun Universitas Ichsan Gorontalo.

Meski demikian, warga PMKRI Gorontalo dengan didukung pimpinan dan umat Katolik Gorontalo bertekad akan mendayagunakan ormas PMKRI bagi kepentingan Gereja dan Tanah Air sesuai semboyan Pro Ecclesia et Patria.

“Semoga PMKRI Gorontalo akan terus tumbuh dan berkembang (Crescat et Floreat),” ujar Rita Tinangon, aktivis umat Katolik Paroki St. Christoforus Gorontalo. (lk)

Meimonews.com – Tanggal 22 Mei 2021 sore, pekuburan umat Katolik di Kelurahan Donggala Kecamarqn Hulontalangi Kota Gorontalo didatangi beberapa anak muda dengan ciri khas Baret Merah Maron dengan Jambul Kuning di atasnya.

Mereka adalah para pengurus dan anggota PMKRI Kota Jajakan Gorontalo yang sedang melaksanakan rangkaian kegiatan Dies NaNatalike-74 PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) yang jatuh pada 25 Mei 2021.

Salah satu kegiatannya adalah ziarah ke makam tokoh umat Katolik Gorontalo almarhum David Kountul atau yang biasanya dipanggil Opa David. Almarhum lahir di Sea, Minahasa pada 23 November 1932 dan meninggal di Kota Gorontalo pada 17 Mei 2020 dalam usia 87 tahun.

Apa istimewanya Opa David bagi warga PMKRI Gorontalo ? Dari fakta yang ada, terungkap bahwa jauh sebelum PMKRI hadir di Gorontalo, Opa David sudah terlebih dahulu mengambil prakarsa dan inisiatif untuk mencari, menemukan serta menghimpun para mahasiswa Katolik yang merantau di Gorontalo terutama para mahasiswa asal Papua. Ibarat gembala mencari domba-dombanya .

“Opa David sudah biasa mendatangi para mahasiswa Katolik yang waktu itu kebanyakan berasal dari Papua di asrama mereka, baik di Kota Gorontalo maupun di Kabupaten Gorontalo untuk berbincang dengan mereka seraya mengingatkan mereka untuk terus tekun belajar dan membangun persekutuan melalui kegiatan ibadah bersama.

“Tidak lupa Opa David di tengah keterbatasannya juga beberapa kali memberikan sekedar bantuan berupa mie instan atau bantuan lainnya yang mungkin kecil nilainya tapi sangat berarti bagi mereka,” kenang Sr. Aurelia Ratuanak DSY

Kenangan itu diungkapkan suster yang pernah mendampingi Opa David saat berkunjung ke asrama Papua di Limboto ketika bertugas sebagai anggota seksi Kelompok Kategorial Dewan Pastoral Paroki St Christoforus Gorontalo bersama Lembang Sule (saat ini Depertim PMKRI Kota Jajakan  Gorontalo) dan Stevan Lintang (saat ini menjadi Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo).

Dalam kaitan dengan hal tersebut Polce Kountul, putra bungsu Alm. Opa David menyatakan, waktu muda almarhum (ayahnya) banyak melibatkan diri dalam aktivitas sosial kemasyarakatan, mulai dari menjadi aktivis Partai Katolik, anggota PPS/KPPS hingga menjadi anggota DPRD Kota Gorontalo dari Partai Katolik pada tahun 1967, yang mendampingi beliau ketika disumpah yaitu P. H. Geurts MSC (almarhum).

“Ketertarikannya kepada mahasiswa Katolik dilandasi pada visinya tentang perlunya menyiapkan kader muda Katolik yang kelak akan menjadi tokoh awam Katolik serta pelayan masyarakat dalam berbagai medan pengabdian sesuai semboyan yamg selalu dipedomaninya yaitu Pro Ecclesia et Patria” ujar Polce yang dalam kesehariannya tinggal di rumah peninggalan almarhum di Kelurahan Ipilo Keamatan Kota Timur Kota Gorontalo.

Oleh karena itu, Stevan Andrew Lintang (Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo) pada saat memimpin ziarah di makam Opa David menyatakan kegiatan ziarah dalam rangka Dies Natalis ke-74 PMKRI ini bertujuan selain untuk memberikan penghormatan kepada Opa David yang dalam hidupnya telah menunjukkan perhatian terhadap Mahasiswa Katolik juga untuk mendoakan agar almarhum beroleh kebahagiaan kekal di surga.

“Opa David sudah memberikan kontribusi nyata bagi mahasiswa Katolik di Gorontalo. Oleh karena itu ziarah hari ini selain bermaksud menghormati dan mendoakan almarhum juga bertujuan untuk membangkitkan motivasi kepada warga PMKRI agar terus bersemangat membangun organisasi PMKRI menjadi organisasi yang bermanfaat untuk Gereja dan Tanah Air, sebagaimana yang dicita -citakan Opa David,” ujar Stevan .

Puncak acara Dies Natalis ke-74 PMKRI akan dirayakan oleh warga PMKRI Gorontalo secara sederhana pada 25 Mei 2021 dalam bentuk Ibadah Syukur dan resepsi, pemotongan tumpeng tentu saja dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid 19. (lexie)

Meimonews.com – Untuk pertama kalinya sejak dilantik pada Maret 2021, Pengurus PMKRI Kota Jajakan Gorontalo St Yohanes Paulus II melaksanakan Rapat Kerja (Raker) dalam rangka evaluasi dan penyusunan program kerja (proker) serta rencana strategis (renstra) ke depan.

Raker digelar di Sekretariat PMKRI Kota Jajakan Gorontalo, Jl. Tenda Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo, Sabru (15/5/2021).

Raker dipimpin Stevan Andrew Lintang (Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo) dihadiri Pastor Ronny Marcelino Singal Pr (Moderator PMKRI) serta anggota Dewan Pertimbangan yaitu Handoyo Sugiharto dan Talulembang Sule serta diikuti para pengurus dan anggota PMKRI.

Raker diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang diikuti dengan hikmat oleh seluruh peserta Raker sebagai wujud komitmen anggota PMKRI dalam mendukung dan memperjuangkan nilai nilai kebangsaan sesuai semboyan Pro Ecclesia et Patria (untuk Gereja dan Tanah Air).

Ketika menyampaikan laporan kinerja Pengurus PMKRI Kota Jajakan Gorontalo, Stevan menyatakan, meskipun keberadaan PMKRI di Gorontalo masih relatif baru dengan berbagai keterbatasannya namun PMKRI Kota Jajakan Gorontalo telah berupaya melaksanakan bebeberapa kegiatan.

Di antaranya, Masa Bimbingan Anggota, Diskusi Virtual tentang Moderasi Beragama yang melibatkan sejumlah Ormas Kemahasiswaan Berlatar Belakang Agama yaitu HMI.(Himpunan Mahasiswa Islam) GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) , PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia), KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia) dan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah).

Selain itu, PMKRI Kota Jajakan Gorontalo telah melaksanakan Rekoleksi sehari dan program Penghijauan berupa penanaman 125 bibit pohon di lokasi Bukit Doa, Paroki St Theodorus Kabupaten Boalemo.

“Program dan kegiatan yang dilaksanakan tersebut selain dimaksudkan untuk membuktikan bahwa PMKRI telah hadir di Gorontalo sekaligus juga untuk menjadi dasar dalam rangka usulan peningkatan status PMKRI Gorontalo dari Kota Jajakan menjadi Calon Cabang,” kata Stevan.

Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Handoyo Sugiharto yang sehari-harinya menjabat Kadis PU Prov Gorontalo mengingatkan kepada jajaran pengurus PMKRI agar terus meningkatkan kinerja dan sikap antisipatif mengingat ke depan Gorontalo akan semakin diminati sebagai kota tujuan studi dengan hadirnya berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, apalagi kehadiran kampus baru Universitas Negeri Gorontalo (UNG) akan mampu menampung ribuan mahasiswa baik dari Gorontalo maupun dar luar daerah.

“Kedepan jumlah mahasiswa Katolik di Gorontalo akan semakin banyak. Mereka harus kita rangkul dalam wadah PMKRI. Jika perlu, umat Katolik di Gorontalo mulai saat ini sudah harus memikirkan kemungkinan membangun Asrama Mahasiswa Katolik yang akan menjadi pusat aktivitas dan pusat pembinaan mahasiswa Katolik dalam semangat Fraternitas (persaudaraan), Kristianitas (kekatolikan) dan Intelektualitas (kecendikiawanan),” ujar Handoyo sambil bernostalgia saat menjadi penghuni Margasiswa PMKRI Kampung Kakas Manado, semasa aktif menjadi anggota PMKRI Cabang Manado tahun delapan puluhan.

Pastor Moderator Ronny Singal Pr dalam pesannya kepada para anggota PMKRI menekankan pentingnya kehadiran PMKRI sebagai sarana pewartaan Injil.

“PMKRI harus mempu menampilkan wajah Gereja di tengah masyarakat melalui aktivitas dan kesaksian hidup para anggotanya. Selain itu, warga PMKRI perlu membuka diri dan bersikap moderat sehingga mampu membangun jembatan persaudaraan sejati dengan semua warga bangsa untuk kebaikan bersama. Jadilah 100 % Katolik dan 100 % Warga Negara,” pesan Pastor Ronny yang dalam kebijakan pastoralnya banyak menaruh perhatian terhadap pembinaan kaum muda termasuk mahasiswa.

Pastor Ronny berharap Raker PMKRI Gorontalo akan menghasilkan program dan kegiatan yang sinkron dengan Renstra Paroki St. Christoforus Gorontalo mengenai arah pembinaan dan pengembangan kelompok Ormas Katolik .

Anggota Dewan Pertimbangan Talulembang Sule menyerahkan konsep pemikiran Depertim tentang visi dan misi, program jangka panjang maupun jangka pendek serta program “Quick Wins” sebagai bahan masukan bagi Pengurus PMKRI untuk dibahas dan dirumuskan menjadi hasil akhir Raker PMKRI Kota Jajakan Gorontalo.

“Kita berharap agar PMKRI Kota Jajakan Gorontalo dapat segera diusulkan oleh DPC PMKRI Cabang Manado ke PP PMKRI menjadi Calon Cabang,” ujar Sule sambil mengingatkan pengurus PMKRI Gorontalo untuk segera menyusun laporan kegiatan yang telah dilaksanakan selama ini secara tertulis ke PMKRI Cabang Manado sebagai dasar pengusulan peningkatan status PMKRI Gorontalo. (lk)

Meimonews.com – Diprakarsai PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Kota Jajakan Gorontalo, diadakan penghijauan di Bukit Doa Desa Kaaruyen Kabupaten Boalemo, Minggu (18/4/2021).

Belasan mahasiswa Katolik dan Pengurus, Anggota dan Depertim (Dewan Pertimbangan) PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), sejumlah umat dan Pastor Paroki St. Theodorus Kaaruyen serta sejumlah undangan lainnya melakukan penanaman pohon penghijauan.

Ratusan bibit pohon ketapang, tanjung, durian dan rambutan ditanam di lokasi yang nantinya akan dijadikan tempat wisata rohani Kabupaten Boalemo pada khususnya dan Provinsi Gorontalo pada umumnya.

Penghijauan yang diselenggarakan PMKRI Kota Jajakan Gorontalo ini merupakan bentuk dukungan dari PMKRI terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Boalemo pada khususnya dan Provinsi Gorontalo pada umumnya.

Mengawali gerakan penghijauan tersebut, Pastor Paroki St. Theodorus Kaaruyen Pastor Jimmy Tumbelaka Pr memberkati bibit-bibit pohon tersebut.

Kemudian, dilakukan penyerahan bibit oleh Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo Stevan Lintang kepada beberapa perwakilan yakni Pastor Paroki, Kadis PU Provinsi Gorontalo Handoyo Sugiarto, Depertim PMKRI Gorontalo Talulembang Sule, Dosen Universitas Gorontalo Daud Samdalayuk (penyumbang bibit), Perwakilan Umat Paroki, dan Lexie Kalesaran (fasilitator).

Setelah itu, secara bersama-sama, Pengurus dan Anggota PMKRI, undangan serta umat setempat melakukan penanaman.

Semangat kebersamaan dalam kegiatan penyelamatan lingkungan ini sangat terlihat jelas. Baik perwakilan umat maupun pengurus, anggota dan Depertim dan undangan riang gembira melakukan penanaman.

Pastor Paroki P. Jimmy Tumbelaka Pr dan perwakilan umat berterima kasih atas perhatian dan kepedulian dari PMKRI Kota Jajakan Gorontalo tersebut, apalagi tempat penghijauan akan dijadikan tempat wisata Rohani bukan saja bagi umat setempat tapi juga umat lainnya di Provinsi Gorontalo.

Depertim PMKRI Gorontalo Talulembang Sule saat memberikan sambutan, mengurai sedikit sejarah hadirnya PMKRI di Gorontalo, yang saat ini berstatus Kota Jajakan.

“Mudah-mudahan, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, PMKRI di Gorontalo akan baik statusnya dari Kota Jajakan menjadi Calon Cabang,” ujarnya.

Kegiatan Rekoleksi dan Penghijauan, sebut Pemrakarsa kehadiran PMKRI di Gorontalo ini, merupakan dua kegiatan yang masuk dalam program Quick Wins PMKRI Kota Jajakan menuju Calon Cabang.

Kadis PU Provinsi Gorontalo Handoyo Sugiarto menyambut positif gerakan penghijauan yang dilaksanakan PMKRI Kota Jajakan Gorontalo. “Ini bentuk nyata dari adik-adik mahasiswa Katolik dan PMKRI terhadap program penghijauan dan lingkungan hidup di daerah kita,” ujarnya.

Kegiatan ini juga, sambung anggota Depertim PMKRI Kota Jajakan Gorontalo ini, adalah bentuk dukungan terhadap upaya Pemerintah Daerah yang telah menetapkan Kaaruyen sebagai Desa Wisata Rohani.

Sebelum kegiatan penghijauan, PMKRI Kota Jajakan Gorontalo telah melaksanakan Rekoleksi di Pantai Bolihutuo dengan pembicara/narasumber Felix Mamudi, Sabtu (17/4/2021).

Sebanyak 18 Pengurus dan Anggota PMKRI Kota Jajakan serta beberapa mahasiswa Katolik ikutserta pada kegiatan rekoleksi, di mana Anggota Depertim Handoyo Sugiarto di dampingi Ferdinand Kaporoh (Anggota FKUB Provinsi Gorontalo) turut memberikan motivasi.

Besoknya (Minggu, 18/4/2021), sebelum gerakan penghijauan, para Pengurus, Anggota dan Depertim PMKRI Kota Jajakan Gorontalo, sejumlah mahasiswa Katolik dan undangan mengikuti misa bersama umat Paroki St. Theodorus Kaaruyen.

Misa yang dilaksanakan di gereja Paroki tersebut dipimpin Pastor Jimmy Tumbelaka Pr. (elka)

Meimonews.com – PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Kota Jajakan Gorontalo menggelar Dialog Moderasi Beragama untuk Menangkal Radikalisme dan Menumbuhkembangkan Toleransi Beragama, Sabtu (20/3/2021).

Kegiatan yang dilaksanakan secara zoom meeting (dipandu Kartika F. Budiman/Pengurus PMKRI Gorontalo) dengan peserta perwakilan ormas kemahasiswaan berbasis keagamaan seperti GMKI, HMI, PMII, IMM, KMHDI dan PMKRI ini dibuka pelaksanaannya oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Gorontalo Dr. H. Syafrudin Baderung.

Ketua Tim Kerja Dialog Refalsy JB Melo melaporkan, tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkembangkan rasa toleransi terhadap keberagaman beragama, mendukung program Pemerintah dalam pencegahan paham radikalisme, dan menjalin silaturahmi antarorganisasi kemahasiswaan melalui konsep pluralisme.

Koordinator PMKRI Kota Jajakan Gorontalo Stevan A. Lintang berharap, melalui kegiatan yang dilaksanakan ini akan terbangun kesadaran dan komitmen yang kuat dari para peserta (ormas berbasis keagamaan dan kebangsaan) untuk proaktif menumbuhkembangkan pemahaman dan praktek keagamaan yang moderat dan toleran dalam rangka terwujudnya integrasi bangsa di tengah kemajemukan sesuai semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Gorontalo Dr. H. Syafrudin Baderung mengungkapkan, moderasi beragama menjadi jargon nasional dalam penguatan cinta kebangsaan terhadap NKRI, dan termasuk dalam salah satu RPJMD oleh Pemerintahan Jokowi.

“Kemenag selalu berupaya mensosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada seluruh sendi umat beragama tentang pentingnya moderasi beragama,” ujar Baderung ketika memberikan aplikasi sekaligus materi pada kegiatan tersebut.

Ditegaskan, tidak ada agama yang disebarkan di nusantara ini dengan menggunakan kekerasan. Islam dalam sejarahnya disebarkan oleh ulama dan pedagang, sedangkan kristen disebarkan oleh misionaris kaum Eropa

“Agama selalu menggunakan budaya atau tradisi untuk berkembang dan saling menguatkan. Kita adalah bangsa yang terdiri dari ribuan bahasa, tetapi bahasa kita bukan dari salah satu suku di Indonesia. Itu bukti bahwa bangsa ini tidak memilih-milih budaya, yang ada saling menyatukan,” sebutnya.

Ditegaskan, semua agama moderat, karena semua agama cinta damai. “Yang tidak moderat adalah pola pikir yg sempit,” ujar Baderung

Ir. Alim Niode (Budayawan), dalam pemaparannya mengungkapkan, Gorontalo dulunya hanya berupa bukit-bukit yg tergenang udara, setelah surut jadilah daratan dan di situlah terbentuknya Gorontalo. 17 Linula (kerajaan kecil) sepakat membentuk suatu kerajaan yg disebut dengan Hulonthalo.

Pada tahun 1525, sebutnya, masuklah Islam melalui perkawinan Raja Sultan Amai dengan putri Kerajaan Palasa yang berada di Sulawesi Tengah. Raja Kerajaan Palasa mengharuskan syarat Raja Sultan Amai dan rakyatnya harus masuk Islam.

Semua agama apapun, paling tidak memiliki 5 kandungan yaitu: aspek mistikal, aspek ritual, aspek ideologikal, aspek intelektual dan aspek sosial. Banyak tokoh lintas agama yang bekerja sama dengan Nani Wartabone dalam mengibarkan merah putih dan memerdekakan Gorontalo, bukti moderasi agama sudah ada dalam sejarah Gorontalo, “ujar Niode.

Samsi Pomalingo, MA (PW NU Provinsi Gorontalo) menjelaskann, melihat banyaknya konflik sosial dan konflik agama, maka moderasi agama sangat penting. “Banyak yang bilang kenapa agama harus dimoderasi? Sebenarnya bukan agamanya yang dimoderasi, melainkan sikap kita terhadap agama yang harus dimoderasi,” tandasnya.

NU dan Muhamadiyah, jelasnya, terus mendukung Pemerintah dalam mewujudkan universal beragama. “Membangun moderasi agama memang bukan hal yang gampang, tetapi kita harus terus yakini bahwa pentingnya moderasi agama untuk mewujudkan toleransi di negeri ini,” kata Niode.

Pomalingo menegaskan, polemik dan konflik moderasi yang beragama lebih banyak pada kaum milenial, karena gampang mereka terprovokasi apalagi di dalam isu beragama. “Aksi kekerasan agama banyak dari kelompok anak muda yang salah belajar agama sejak dini,” tandasnya.

Pembimaskat Kemenag Provinsi Gorontalo Reinne Koraag menjelaskan, moderasi beragama bisa dimulai dengan membuka diri terhadap agama-agama lain.

Kami yang beragama Katolik, sebutnya, secara jumlah kecil, tetapi kami tidak minoritas, karena keberadaan kita di Gorontalo sangat bergantung dan tidak dibeda-bedakan oleh masyarakat Gorontalo. “Ini bukti bahwa moderasi beragama di Gorontalo sudah ada,” ujarnya.

Ditambahkan, kita punya satu keinginan, dengan kemajemukan Indonesia kita bisa bergandengan tangan dalam memajukan negeri ini. Kita tidak bisa berdialog dalam doktrin tataran, tetapi kita bisa berdialog dalam tataran universal yang bisa mempersatukan kita.

Depertim (Dewan Pertimbangan) PMKRI Kota Jajakan Gorontalo Sule berharap, menyampaikan para narasumber dapat diimplementasikan di organisasi dan kehidupan kita masing-masing.

“Upaya kita bersama menangkal radikalisme dan mengembangkan toleransi,” ujar mantan Ketua PMKRI Cabang Manado itu. (af)