Meimonews.com – Komunitas Manajemen Hutan Indonesia (Komhindo) menggelar Rakernas (Rapat Kerja Nasional) Pengelolaan Hutan Lestari di Unpati Ambon, baru-baru.

Rakernas dibuka pelaksanaannya oleh Sekretaris Daerah Maluku Sadli atas nama Gubernur Irjen Pol. (Purn) Murad Ismail.

Rakernas yang mengangkat tema Kolaborasi Para Pihak melalui Sinergitas Merdeka Belajar dan Pengelolaan Hutan Lestari tersebut dilaksanakan secara zoom meeting

Sebanyak 473 peserta yang terdiri dari 10 orang Dewan Penasehat, 13 orang Dewan Pengarah, 5 orang Pengurus Harian, 185 Bidang-bidang dan 189 mahasiswa tingkat akhir utusan institut mengikuti kegiatan ini.

Pelaksanaan Rakernas yang turut dihadiri utusan Fakultas Kehutanan Universitas Gorontalo (UG) tersebut,.menurut Dekan Fakultas Kehutanan UG Daud Sandalayuk, adalah dalam rangka menyamakan persepsi pembangunan kehutanan dari pusat sampai daerah lewat Komhido yang dilaksanakan para sivitas akademik kehutanan dari Sabang sampai Merauke.

Selain itu, “sesuai penerapan ke depan lewat pendidikan MBKM di perguruan tinggi,” ujar Daud kepada Meimonews.com lewat telefon, Jumat (5/11/2021).

Diungkapkan, selama 30 tahun pembangunan kehutanan belum bisa menurunkan tingkat kerusakan hutan yang semakin meningkat sehingga terjadi dampak yang tentu merugikan masyarakat dengan adanya banjir, longsor.

“Tentu kita juga akan meningkatkan pengelolaan hutan yang seimbang untuk mencapai ekonomi, budaya sosial dan kelestarian hutan yang lebih baik,” ujarnya.

Ketua Komhindo Aminudin MK .mengungkapkan, pengelolaan hutan ibarat dua sisi mata uang.. Dua-duanya penting yakni untuk kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan hutanpun ibarat dua sisi mata pichu, di mana ada sisi yang tumpul dan ada yang tajam.

Aminudin menjelaskan, pengelolaan hutan harua diselaraskan dengan UU Cinta Kerja yang mempengaruhi pasa upaya pengelolaan hutan lestari yang menyejahterakan masyarakat.

Kebijakan Mendikbudristek tentang Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), menurutnya, menjadi jembatan pengelolaan hutan. (lk)

Meimonews.com – Komunitas Manajemen Hutan Indonesia (Komhindo) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan cara zoom meeting, Sabru (28/8/2021).

Rapat pertama tersebut merupakan sarana pernyamaan persepsi Tupoksi Komhindo periode 2021 – 2023.

Sebanyak 50 peserta (dari 68 orang yang diundang) mengikuti kegiatan yang dipandu (MC dan moderator) Sekretaris Komhindo La Ode Agus Salim Mando, S.Hut, MSc tersebut.

Ketua Komhindo Prof. Dr. Ir. Aminudin Mane Kandari, MSi dalam arahannya mengungkapkan tentang perlunya silaturahmi. “Melalui Komhindo, kita bisa saring berkomunikasi satu dengan yang lain dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” ujarnya.

Disebutkan, ilmu ada dua. Pertama, menyelamatkan dan menyejahterakan umat manusia bila disebarkan sesama. Kedua, tidal memberikan manfaat karena tidak disebarkan.

Dr. Soni Trison, S.Hut, MSc dalam pemaparan materinya mengingatkan perlunya bersama-sama mengkawali organisasi Komhindo.

Komhindo ada, menurutnya, dalam rangka pengembangan SDM, share antar perguruan tinggi untuk saling mengisi satu dengan lainnya.

Dikemukakan, program Merdeka Belajar (MB), Kampus Merdeka (KM) menuntut kepada kita untuk lebih fokus dan profesional. “Komhindo berperan dalam memfasilitasi MBKM. Beberapa Perguruan sudah melakukan ini, seperti Unila, UHO, Unikhair, ULM Unisuh Makassar, dan lain-lain ” ujar Trison.

Sebelum acara dikutip, Mando membacakan kesimpulan. Ada sejumlah kesimpulan yang dihasilkan pada kegiatan tersebut.

Diantaranya, Komhindo merupakan organisasi terbuka dengan substansi menjiwai pentingnya kelestarian hutan.

Dalam menjalankan tupoksi, baik koordinator lembaga maupun Koordinator bidang bersama wakil dan Sekretaris bidang selaku mengedepankan silaturahmi agar yang berat menjadi ringan, dan ringan menjadi tambah ringan dengan motto Komhindo yakni Bersama kita bisa, dari Komhindo untuk semua,” tambahnya.

Kondinator lembaga Komhindo Gorontalo Daud Sandalayuk menjelaskan, Fakultas Kehutanan Universitas Gorontalo bergabung dalam Komhindo untuk menyatukan persepsi membangun hutan yang berkelanjutan dengan memperhatikan kaidah keilmuan untuk menjaga hutan tetap lestari dan berdaya guna bagi masyarakat dan peningkatan ekonomi yang berkelanjutan demi kemakmuran masyarakat kususnya yang berada di sekitar hutan.

“Melalui Komhindo para pakar yang berada suatu wadah menyamakan persepsi yang berasal dari perguruan tinggi dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” ujarnya kepada Meimonews.com, Minggu (29/8/2021).

Ditegaskan, keberadaan hutan sangatlah penting untuk dilestarikan sesuai Undang2 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan ini tentu sesuai tuntutan masyarakat pada umumnya. (lk)