Pesan Natal 2024 Paus Fransiskus

oleh -3636 Dilihat

Meimonews.com – Pada Hari Raya Natal Tuhan Kita Yesus Kristus (25 Desember 2024), dari Balkon Utama Basilika Vatikan, Paus Fransiskus, sebelum memberikan Berkat Urbi et Orbi untuk kota Roma dan untuk dunia, menyampaikan Pesan Natal tradisional kepada umat beriman yang hadir di Lapangan Santo Petrus dan mereka yang mendengarkannya melalui radio, televisi, dan pelbagai media komunikasi lainnya.

Berikut ini Pesan Bapa Suci untuk Natal 2024, yang diterjemahkan dari teks bahasa Latin.

Saudari-saudari yang terkasih, Selamat Natal  !

Malam ini misteri yang tidak pernah berhenti membuat kita takjub dan terharu, telah diperbaharui: Perawan Maria melahirkan Yesus, Putera Allah, membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya di palungan. Demikianlah para gembala di Betlehem menemukan-Nya, penuh sukacita, sementara para malaikat bernyanyi: “Kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera bagi manusia” (bdk. Luk 2:6-14). Damai sejahtera bagi manusia.

Ya, peristiwa yang terjadi lebih dari dua ribu tahun yang lalu ini, diperbaharui oleh Roh Kudus, Roh Kasih dan Hidup yang sama yang telah membuat rahim Maria mengandung dan dari dagingnya yang menjadi manusia, membentuk Yesus. Maka hari ini, dalam kesusahan zaman kita, Sabda keselamatan yang kekal sekali lagi dan sungguh-sungguh berinkarnasi, yang berkata kepada setiap orang, pria dan wanita, yang berkata kepada seluruh dunia – inilah pesannya -: “Aku mengasihi engkau, Aku mengampuni engkau, kembalilah kepada-Ku, pintu hati-Ku terbuka bagimu!”

Saudara-saudari, pintu hati Allah selalu terbuka, marilah kita kembali kepada-Nya! Marilah kita kembali kepada hati yang mengasihi kita dan mengampuni kita! Marilah kita memberi diri untuk diampuni oleh-Nya, marilah kita diperdamaikan dengan-Nya! Tuhan selalu mengampuni! Tuhan mengampuni segala sesuatu. Marilah kita membiarkan diri kita diampuni oleh-Nya..

Inilah makna Pintu Suci Yubileum, yang saya buka di sini di Santo Petrus tadi malam, yaitu melambangkan Yesus, Pintu keselamatan yang terbuka bagi semua orang. Yesus adalah Pintu; Dia adalah Pintu yang telah dibuka oleh Bapa yang penuh belas kasihan di tengah-tengah dunia, di tengah-tengah sejarah, sehingga kita semua dapat kembali kepada-Nya. Kita semua seperti domba yang hilang dan kita membutuhkan Gembala dan Pintu untuk kembali ke rumah Bapa. Yesuslah Gembala, Yesuslah Pintu itu.

Saudara-saudari, janganlah takut! Pintu itu terbuka, Pintu itu terbuka lebar! Tidak perlu mengetuk pintu. Pintunya terbuka. Masuklah! Marilah kita diperdamaikan dengan Allah, dan kemudian kita akan diperdamaikan dengan diri kita sendiri dan mampu berdamai satu sama lain, bahkan dengan musuh-musuh kita. Belas kasihan Allah dapat melakukan segalanya, melonggarkan setiap ikatan, meruntuhkan setiap tembok perpecahan, belas kasihan Allah melarutkan kebencian dan semangat balas dendam. Datanglah! Yesuslah Pintu Damai.

Seringkali kita hanya berhenti di ambang pintu; kita tidak memiliki keberanian untuk melewatinya, karena kita memperdebatkannya. Memasuki pintu itu membutuhkan pengorbanan untuk melangkah – pengorbanan kecil; melangkah untuk sesuatu yang begitu besar – hal itu membutuhkan kerelaan untuk meninggalkan perselisihan dan perpecahan, untuk berserah diri pada tangan terbuka Anak yang adalah Raja Damai. Pada Natal ini, awal Tahun Yubileum, saya mengundang setiap orang, setiap orang dan bangsa untuk memiliki keberanian melangkah melalui Pintu, untuk menjadi peziarah harapan, untuk membungkam senjata dan mengatasi perpecahan!

Hentikanlah bunyi senjata-senjata di Ukraina yang menderita! Biarlah ada keberanian untuk membuka pintu negosiasi dan gerakan dialog dan perjumpaan, untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi.

Hentikanlah bunyi senjata-senjata di Timur Tengah! Dengan mata yang tertuju ke tempat lahirNya di Betlehem, saya teringat akan komunitas Kristen di Palestina dan Israel, dan khususnya kepada komunitas yang terkasih di Gaza, di mana terdapat situasi kemanusiaan yang sangat mengerikan. Hendaknya dilakukan gencatan senjata, pembebasan para sandera dan bantuan kepada penduduk yang kelelahan karena kelaparan dan perang. Hati saya merasa dekat dengan komunitas Kristen di Lebanon, khususnya di selatan, dan komunitas Kristen di Suriah, pada saat-saat yang sangat sulit ini. Biarlah pintu-pintu dialog dan perdamaian dibuka di seluruh wilayah yang tercabik-cabik oleh konflik. Dan dari sini saya juga ingat akan rakyat Libya, dan mendorong mereka untuk mencari jalan keluar yang memungkinkan terjadinya rekonsiliasi nasional.

Semoga kelahiran Juruselamat membawa harapan bagi ribuan keluarga ribuan dari anak yang sekarat akibat wabah campak di Republik Demokratik Kongo, serta bagi masyarakat di bagian timur negara itu dan mereka yang berada di Burkina Faso, Mali, Nigeria, dan Mozambik. Krisis kemanusiaan yang menimpa mereka terutama disebabkan oleh konflik bersenjata dan momok terorisme, dan diperparah oleh dampak perubahan iklim yang menghancurkan, yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan migrasi jutaan orang. Saya juga ingat akan orang-orang di negara-negara Semenajung Afrika yang untuk mereka semua saya berdoa dan memohon karunia perdamaian, kerukunan dan persaudaraan. Semoga Sang Putra Yang Mahatinggi mendukung upaya-upaya komunitas internasional dalam memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil Sudan dan dalam memulaikan pelbagai bentuk negosiasi baru untuk tercapainya gencatan senjata.

Semoga pewartaan Natal membawa penghiburan bagi penduduk Myanmar, yang karena bentrokan bersenjata yang terus menerus, menderita penderitaan yang luar biasa dan terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Semoga Kanak-kanak Yesus mengilhami para pemimpin politik dan semua orang yang berkehendak baik di benua Amerika, sehingga solusi yang efektif dalam kebenaran dan keadilan dapat ditemukan sesegera mungkin, untuk memajukan keharmonisan sosial, terutama di Haiti, Venezuela, Kolombia, dan Nikaragua, dan bahwa upaya-upaya untuk membangun kebaikan bersama dan menemukan kembali martabat setiap orang, dengan mengatasi perpecahan politik, dapat dilakukan, terutama di Tahun Yubelium ini,

Semoga Tahun Yubileum ini menjadi kesempatan untuk meruntuhkan semua tembok pemisah: tembok ideologis, yang sering kali mewarnai kehidupan politik, dan juga tembok fisik, seperti perpecahan yang telah melanda pulau Siprus selama lima puluh tahun ini dan telah mengoyak tatanan sosial dan kemanusiaan. Saya berharap bahwa solusi yang disepakati dapat dicapai, solusi yang akan mengakhiri perpecahan dengan penghormatan penuh terhadap hak-hak dan martabat semua komunitas Siprus.

Yesus, Sabda Allah yang kekal yang telah menjadi manusia, adalah Pintu yang terbuka lebar dan yang ke sanalah kita diundang untuk melewatinya agar dapat menemukan kembali makna keberadaan kita dan kesakralan setiap kehidupan – setiap kehidupan adalah sakral – dan untuk menemukan kembali nilai-nilai yang mendasari keluarga manusia. Dia menunggu kita di ambang pintu. Dia menunggu kita masing-masing, terutama yang paling rapuh: Dia menunggu anak-anak, semua anak yang menderita perang dan kelaparan; Dia menunggu para lansia, yang sering kali dipaksa untuk hidup dalam kondisi kesepian dan pengabaian; Dia menunggu mereka yang telah kehilangan tempat tinggal mereka atau mengungsi dari tanah mereka, dalam upaya untuk menemukan tempat berlindung yang aman; Dia menunggu mereka yang kehilangan atau tidak dapat menemukan pekerjaan; Dia menunggu para tahanan yang, terlepas dari segalanya, tetap menjadi anak-anak Tuhan, selalu menjadi anak-anak Tuhan; Dia menunggu mereka yang dianiaya karena iman mereka. Mereka semua ada bengitu banyak.

Pada hari raya ini, marilah kita mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah melakukan yang terbaik untuk kebaikan secara diam-diam dan setia: Saya teringat akan orang tua, pendidik, dan guru, yang memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi masa depan; Saya teringat akan para petugas kesehatan, polisi, dan semua orang yang terlibat dalam karya amal, terutama para misionaris yang tersebar di seluruh dunia, yang membawa terang dan penghiburan bagi begitu banyak orang yang mengalami kesulitan. Kepada mereka semua, saya ingin mengucapkan: terima kasih!

Saudara dan saudari, semoga Yubileum ini menjadi kesempatan untuk mengampuni hutang, terutama hutang yang membebani negara-negara miskin. Setiap orang dipanggil untuk mengampuni kesalahan-kesalahan yang telah dialaminya, karena Putra Allah, yang lahir di tengah dingin dan gelapnya malam, mengampuni semua utang kita. Ia datang untuk menyembuhkan kita dan mengampuni kita. Para peziarah pengharapan, marilah kita keluar untuk bertemu dengan-Nya! Marilah kita membuka pintu hati kita kepada-Nya. Marilah kita membuka pintu hati kita kepada-Nya, sebagaimana Ia telah membuka lebar-lebar pintu hati-Nya kepada kita.

Saya mengucapkan selamat Natal kepada anda semua. (*)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Meimo News di saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *