Meimonews.com – Gubernur Sulut Prof. Dr. (Hc). Olly Dondokambey, SE berharap kepada Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Sulut untuk terus menjadi agen perubahan yang inspiratif dan berdampak positif bagi masyarakat.
“Teruslah berinovasi dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan. Semoga semangat dan dedikasi yang telah ditunjukkan selama 100 tahun ini dapat terus berlanjut dan semakin menguat di masa mendatang,” pinta Gubernur dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kadis Pertanian dan Peternakan Sulut Wilhelmina Jasinta Nova Pangemanan, S.Pt, M.Si pada acara puncak Peringatan 100 Tahun WKRI di Lapangan Pohon Kasih Kompleks Megamas Manado, Sabtu (29/6/2024).
Gubernur mengakui kontribusi WKRI termasuk WKRI Sulut bagi pembangunan bangsa tidaklah kecil. Di Sulut kontribusi itu terlihat pula dalam bentuk sinergitas dengan pemerintah dalam bidang pembangunan.
Oleh karena itu, Gubernur mengajak seluruh anggota WKRI terus bersinergi dengan pemerintah dalam setiap lini pembangunan. Terutama dalam upaya meningkatkan kualitas manusia Sulut melalui pendidikan generasi muda.
Pendidikan, menurutnya, adalah fondasi utama dalam upaya membangun bangsa yang kuat dan bermartabat. Dengan kolaborasi yang erat, kita dapat menciptakan generasi penerus yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan global.
Atas nama Pemerintah Daerah Sulut dan pribadi, Gubernur menyampaikan selamat kepada seluruh anggota WKRI yang telah mencapai usia seabad. Usia yang penuh dengan dedikasi, komitmen dan perjuangan dalam membangun karakter bangsa yang beradab.
Perayaan 100 tahun WKRI ini, menurut Gubernur, memiliki makna yang mendalam. Seabad bukanlah waktu yang singkat. Ini adalah bukti nyata dan keteguhan, kesetiaan dan dedikasi WKRI dalam mengembang visi dan misi organisasi.
Terkait tema yang diusung dalam peringatan 100 tahun ini yakni Geraknya budi, membangun pribadi, mewujudkan peradaban kasih, bagi Gubernur sangatlah relevan dan bermakna. “Esensi 100 tahun Wanita Katolik adalah perjalanan panjang dalam mengamalkan nilai-nilai moral dan etika yang luhur,” sebutnya.
Dalam konteks ini, jelas Gubernur, geraknya budi, mencerminkan dinamika kebijaksanaan yang selalu berkembang. Membangun pribadi berarti menciptakan individu yang berintegritas. Mewujudkan peradaban kasih adalah tujuan akhir dari segala upaya yaitu membangun masyarakat yang penuh kasih dan harmonis.
Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Manado RD Agus Sumarauw dalam sambutannya mewakili Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC mengatakan, ada rasa bangga bahwa 100 tahun yang lalu ada awam Katolik R. Ay Maria Suryadi Darmosaputro Sasradiningrat (RA Sulastri) telah melihat jauh ke depan tentang kiprah kaum wanita. Beliau ingin meningkatkan martabat wanita Indonesia atas dasar iman Katolik.
RA Sulastri, menurut Pastor Agus, menginginkan supaya wanita Katolik Indonesia dapat menjadi anggota gereja yang beriman dan militan dan anggota masyarakat yang berkarakter dan penuh tanggung jawab seperti, antara lain terbaca pada mars WKRI. Maka dia mendirikan suatu organisasi wanita Indonesia yang Katolik (WKRI -red).
“Sungguh amat membanggakan inisiatif dan lebih membahagiakan lagi bahwa sesudah 100 tahun, ormas ini telah tumbuh dan berkembang dengan pesat,” ujar mantan Prokur Keuskupan Manado dan Pastor Paroki Hati Tersuci Maria Katedral Manado ini.
Ormas WKRI ini, sebutnya, adalah organisasi Katolik yang benar-benar hidup, berjalan lancar dan berkembang terus dan selalu eksis sepanjang tahun. Semboyan Pro ecclesia et patria amat mewarnai ormas ini yang hidup dan aktif terus di Keuskupan Manado.
Partisipasinya dalam karya pastoral gereja amat nyata. Mereka adalah mitra yang amat aktif bagi para pastor. Mereka bukan hanya aktif dalam karya-karya sosial kemasyarakatan tetapi juga ambil bagian banyak dalam perayaan liturgi gereja dan bentuk-bentuk karya pewartaan lain.
“Kita berharap, organisasi ini akan semakin solid, tumbuh dan berkembang lebih subur. Semoga para anggota semakin bersatu dan semakin mendalami cita-cita founding mothers (ibu pendiri),” ujar Pastor Paroki Raja Damai Tikala sekaligus Penasehat Rohani WKRI Cabang Raja Damai Tikala Manado ini.
Semoga lewat WKRI, semua anggota dibentuk menjadi pribadi-pribadi yang matang sebagai anggota masyarakat, anggota gereja dan anggota inti keluarga. Hal ini perlu supaya dapat berjalan bersama semua orang lain untuk bisa membangun pribadi-pribadi dan bersama mewujudkan peradaban kasih di bumi Indonesia sebagaimana tema perayaan mulai ini.
Ketua Panitia Pelaksana Neltje Eman (Presidium 1 DPD WKRI Sulut) dalam laporannya menjelaskan kegiatan-kegiatan yang telah panitia laksanakan dalam rangka 1 abad WKRI, yang jatuh pada 26 Juni.
Di antaranya, Jalan salib di Bukit Doa Mahawu, Penghijauan di beberapa kabupaten/kota, Pembukaan Doa Rosario Mei 2022, misa dan Paskah bersama di Bukit Doa Kelong Kakaskasen, Doa Rosario bersama Oktober 2022 di Bukit Doa Mahawu, Paskah bersama 2023 dan lomba jalan sehat di Kawasan Megamas.
Lomba line dance, penanam pohon, gotong royong, pembuatan MCK umum dan bedah rumah, Memberikan bansos kepada korban erupsi Gunung Ruang, bansos tanah longsor dan banjir bandang, kunjungan sosial ke panti asuhan, seminari-seminari, panti tuna grahita, panti werda.
Sambutan dari Gubernur Sulut dan Vikjen Keuskupan Manado itu merupakan bagian dari rangkai acara puncak peringatan 100 Tahun WKRI yang diselenggarakan WKRI Sulut pimpinan Meity Rampengan (Ketua Presidium DPD).
Momen acara puncak ini diawali perarakan perarakan, misa syukur, sambutan-sambutan, peluncuran buku kenangan 100 tahun WKRI, pelepasan balon ke udara, penampilan tampilan selendang biru, makan bersama dan defile.
Perarakan bendera merah putih dan vandel WKRI diawali pemain drum band, kemudian Ketua dan Wakil Ketua WKRI Cabang, DPD WKRI, Panitia Pelaksana, Putra Putri Altar dan para imam/pastor, yang berjumlah sekitar 180 orang.
Selanjutnya misa syukur yang dipimpin Vikjen Keuskupan Manado RD Agus Sumarauw dan di dampingi 20-an imam/pastor.
Usai misa, dilanjutkan sambutan-sambutan, peluncuran buku kenangan 100 tahun WKRI, pelepasan balon ke udara, penampilan tampilan selendang biru, makan bersama dan defile yang akan diikuti 8.000-an anggota WKRI dari 55 Cabang.
Turut hadir pada acara puncak ini, di antaranya Kadis Pertanian dan Peternakan Sulut mewakili Gubernur Sulut, Pembimaskat Kanwil Depag Sulut Joula Makarawung, sejumlah pastor, suster, frater, bruder, Pimpinan ormas/organisasi kategorial gereja seperti PK, PMKRI, ISKA, KBK dan LC, sejumlah undangan lainnya seperti Ketua WKI Sinode GMIM Pnt Nining Lumanaw, Pimpinan Dharma Wanita Sulut.
Terselenggaranya kegiatan-kegiatan dalam rangka 100 Tahun WKRI ini, menurut Sekretaris Panitia Pelaksana Emy Maturbongs, dikarenakan adanya penyelenggaraan Tuhan dan dukungan dari banyak pihak termasuk pimpinan Keuskupan Manado dan jajarannya (Kevikepan dan paroki), Pemda, pihak sponsor, internal WKRI di daerah ini (DPD, DPC dan Pengurus Ranting) termasuk teman-teman panitia dan lainnya.
DPD yang dipimpin Panitia, sebut Emi, tak menyangka pada acara puncak dihadiri 10.000-an orang, bukan hanya anggota WKRI tapi juga keluarganya serta undangan lainnya dan umat Katolik.
“Puji syukur kepada Tuhan karena dengan penyelenggaraanNya dan didukung banyak pihak, acara dalam rangka 100 Tahun Wanita Katolik RI yang diselenggarakan DPD WKRI Sulut lewat panitia pelaksana dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses. Terima kasih untuk semuanya itu,” ujarnya di dampingi Wakil Ketua Panitia Telly Mathilda Kapoh (Presidium 2 DPD WKRI Sulut) kepada Meimomews.com, usai acara puncak. (lk)