Meimonews.com – Sebanyak 10 imam/pastor Tarekat Missionarii Sacratissimi Cordi Jesu (MSC/Hati Kudus Yesus) merayakan 40 tahun hidup membiara dan seorang imam/pastor lain merayakan 31 tahun membiara.
Perayaan tersebut diwarnai misa syukur di Gereja Paroki Ratu Rosari Suci (RRS) Tuminting dan santap kasih bersama di gedung paroki dan kompleks SMP Katolik Tuminting (samping gereja), Senin 15/7/2024).
Misa dipimpin Superior Daerah MSC Sulawesi dan Kalimantan Timur Pastor Cornelius K. Keban MSC di dampingi delapan pastor yang merayakan hidup membiara (dua berhalangan hadir) dan belasan imam baik Tarekat MSC dan maupun diosesan Manado (Projo/Pr).
Ratusan umat paroki RRS Tuminting, perwakilan umat dari paroki di mana imam yang merayakan hidup membiara dan undangan lainnya hadir pada pesta syukur tersebut.
Kesepuluh imam/pastor yang merayakan 40 hidup membiara tersebut adalah Pastor Albertus Sujoko Hadiwardoyo MSC, Pastor Albertus Jamlean MSC, Pastor Canisius Paulus Rumondor MSC, Pastorn Karolus Jamrevav MSC, Pastor Ignatius Sarkol MSC, Pastor Anastasius Yohanes Rettob MSC, Pastor Yohanes Purwanto MSC, Pastor Herry Zet Purasa MSC, Pastor Eduardus Besembun MSC, dan Pastor Joseph Basilius Pontoan MSC, sementara seorang imam yang merayakan 31 tahun hidup membiara adalah Pastor Jefri Adrianus Bogia MSC
Tiga imam/pastor berhalangan hadir pada acara yang berlangsung meriah dan penuh kebersamaan karena kesibukan di tempat mereka berkarya (luar daerah Sulut) tersebut adalah Pastor Jamlean, Pastor Jamrevav dan Pastor Sarkol.
Mendahului acara Santap Kasih diadakan sambutan-sambutan yakni oleh Pastor Canis Rumondor MSC (Pastor Paroki Amurang) yang mewakili sang yubilaris (sebutan bagi mereka yang bersyukur atas hidup membiara) dan Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC serta peluncuran buku Kenangan 40 Tahun Hidup Membiara dari 10 imam/pastor yang berjudul Amatur Ubique Terrarum Cor Jesu Sacratissimum dari 10 Pastor dan Buku tulisan Pastor Sujoko MSC.
Peluncuran buku kenangan yang dipandu Pastor Pontoan yang adalah juga Pastor Paroki RRS Tuminting dan Yvonne Tukunang tersebut terkait upaya pencaharian dana untuk pembangunan Gereja Paroki RRS Tuminting. Dan cukup banyak dana yang terkumpul.
Pastor Joko (sebutan akrab Pastor Albertus Sujoko Hadiwardoyo MSC) dalam kotbahnya pada acara misa menegaskan bahwa kita dipanggil sebagai misionaris Hati Kudus Yesis (MSC) dengan kesadaran sendiri dan diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan injil untuk seluruh umat manusia serta yang ketiga, itu yang berat yakni jangan menyimpang,
“Itu semua kami sadari, dan kami serahkan kepada Tuhan untuk menyempurnakan apa yang tidak sempurna atau memperbaiki apa yang masih kurang,” ujar imam yang sekaligus penulis sejumlah buku itu.
Jadi, sambungnya, jangan menyimpang, itu merupakan suatu refleksi, seperti yang dikatakan Yesus yakni jangan menyimpang ke jalan lain tapi berjalan lurus ke mana kamu diutus.
“Begitu kami berefleksi bersama dan semoga setelah perayaan ini, menjadi lebih tua, lebih tenang, menjadi lebih bahagia,” ujarnya.
Pastor Canis (sebutan akrab Pastor Canisius Paulus Rumondor MSC) dalam sambutannya mewakili teman-teman yubilaris berterima kasih kepda banyak pihak karena mereka bisa menjalani 40 tahun hidup membiara.
Dalam sambutannya, Mgr. Rolly (sapaan akrab Uskup Manado) mengungjapkan bagaimana para konfrater (para imam) memilih panggilannya menjadi biarawan dan dalam perjalanan sebagai MSC, walau ada perbedaan tahun tahbisan imam.
“Semua itu tergantung kepada kesetiaan Tuhan yang mwnyertai para konfrater sebagai biarawan dan sebagai imam,” ujar mantan Superior MSC Indonesia ini seraya memaparkan keberadaan atau tempat para komfrater tersebut bertugas saat ini di mana 5 konfrater berkarya di Keuskupan Manado sementara lainnya di tempat lain (di luar keuskupan Manado).
Semangat pendiri Tarekat MSC dengan motto Semoga dengan Hati Kudus Yesus di mana-mana itulah yang diungkapkan para kofrater (yang merayakan 40 tahun) selama ini,
Perjalanan panggilan hidup membiara, menurut Mgr, Rolly, memang tidak gampang. “Untuk itu torang memnerikan apresiasi yang luar biasa para konfrater ini.
Dikemukakan, inilah keunikan panggilan ini. dalam hidup membiara, tidak mengenal batas usia pensiun. Ini merupakan bentuk panggilan baik kepada Tuhan mauun kepada gereja dalam tarekat Misonaris Hati Kudus. (lk)