Meimonews.com – 21 Frater Seminari Tahun Orientasi Rohani Pondok Emaus (TOR) Poem Tateli menerima busana rohani saat misa yang dilaksanakan dalam rangka perayaan sukur 40 tahun seminari tersebut, Minggu (2/6/2024).
Misa dipimpin Mgr. Petrus Turang Pr (Uskup Emeritus Kupang), Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dan Uskup Amboina Mgr. Inno Ngutra Pr di dampingi belasan imam/pastor di antaranya Rektor Seminari TOR Poem Pastor Bonifasius Boro Bin Ola Pr dan Rektor baru Seminari TOR Poem Pastor Danny Surentu Pr serta dihadiri sekitar tamu/undangan dan umat setempat.
Sejumlah hal terkait dengan bagaimana para frater menjalani pembinaan baik selama di Seminari TOR Poem maupun kelanjutannya di Seminari Pineleng untuk menjadi seorang imam diosesan disampaikan Mgr. Turang.
Mantan Ketua Komisi PSE Keuskupan Manado ini tak segan untuk mengingatkan agar para calon imam ini tidak melakukan hal-hal yang akhirnya bisa mengganggu proses pembinaan selama di seminari.
Mgr. Turang berharap agar para calon imam ini fokus pada proses pembinaan agar bisa menjadi imam yang diharapkan bagi keuskupan maupun keluarga.
Uskup Amboina Mgr. Inno Ngutra Pr dalam sambutannya pada pada acara syukuran di halaman seminar mengungkapkan bagaimana saat ia menjalani proses pembinaan di seminari itu beberapa tahun lalu.
Ia bisa menjadi imam dan bahkan menjadi uskup pertama lulusan Seminari TOR Poem ini karena ia menjalani pembinaan di seminari ini sesuai dengan aturan yang diberlakukan.
Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dalam sambutannya mengingatkan agar para frater fokus pada proses pembinaan yang ada.
Para frater yang menerima busana rohani menjalani proses pembinaan di tahun rohani seperti juga Seminari TOR Poem yang bisa memasuki 40 tahun itu karena ada proses panjang.
Para frater menjalani proses pembinaan tak kurang dari sembilan bulan. Ibarat anak dalam kandungan ibu, yang nanti lahir, hadir di dunia setelah sembilan bulan lebih. “Ada prosesnya. Ada perjalanannya,” ujar Mgr. Rolly.
Disebutkan, dalam proses di tahun rohani hingga menerima busana atau jubah rohani pasti ada banyak dukungan baik dari lingkungan seminari maupun keluarga dan umat.
Ada proses yang dialami para frater. Selama dalam pembinaan para frater belajar dan bertumbuh baik jasmani maupun rohani dan kemudian bisa menerima busana / jubah rohani.
Ketika diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesannya mewakili para frater penerima busana rohani, Frater Savio Kuntak menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu mereka saat dalam pembinaan di Seminari TOR Poem dan bisa menerima busana rohani.
Banyak pengalaman diperoleh dan menjadi pedoman bagi mereka selama dalam masa pembinaan di seminari ini.
Hal senada disampaikan Des Kembi mewakili Keluarga Frater. Disampaikan terima kasih kepada mereka yang telah membantu sehingga para frater bisa menerima busana rohani di momen perayaan syukur 40 tahun Seminari TOR Poem.
Dikatakan, hari ini merupakan hari yang penuh suka cita bagi orangtua karena momen ini dihadiri tiga uskup serta anak-anak kami (frater-frater) boleh melewati satu fase di jalan panggilan mereka, dimana mereka boleh menerima pakaian rohani. “Ini Satu kebanggaan tentu bagi para frater dan juga kami orang tua,” ujarnya.
Sebagai orangtua, mereka menyadari bahwa untuk sampai pada tahap ini bukanlah hal yang mudah bagi para frater. Para frater sudah berusaha menunjukkan kepada kita apa yang menjadi komitmen mereka sebagai calon calon imam dengan mengikuti pembinaan di seminari ini.
Namun, peran para pembina tentu sangat menentukan sehingga anak-anak mereka boleh tiba pada tahap ini. Banyak juga peran umat yang telah membantu dan juga para donatur dengan caranya masing-masing memberikan support dan motivasi untuk mendukung perjalanan panggilan anak-anak mereka.
Memang ini baru langka awal bagi mereka dalam perjalanan panjang yang akan mereka tempuh sebagai calon calon imam. Perjalanan panjang ini pasti juga membutuhkan perjuangan yang lebih berat.
“Akan ada banyak kerikil-kerikil tajam yang akan mereka lalui, dan dari semua itu tentu perjuangan yang paling berat yang akan mereka alami adalah mereka harus melawan diri mereka sendiri, melawan keinginan keinginan yang menjadi menghambat dan batu sandungan bagi perjalanan panggilan hidup mereka sebagai calon imam diosesan,” ujarnya.
Tentu menjadi harapan bagi orangtua agar 21 frater yang menerima pakaian rohani ini akan tetap memakai jubah ini sampai mereka mencapai cita-cita mereka. Jangan seiring perjalanan waktu satu persatu sudah mulai melepaskan jubah.
Ini tentu akan membawa rasa kecewa bukan saja orangtua tetapi semua yang telah mendukung perjalanan panggilan kamu, umat para pembina dan tentu saja ketiga Uskup yang hadir bersama.
Jadi, sambungnya, semoga mereka tidak menyia-nyiakan apa yang menjadi harapan kami dan semua umat. Ingatlah bahwa pakaian rohani yang dipakai itu melambangkan kehormatan dan martabatmu.
“Di manapun kamu berada dengan memakai jubah ini kamu akan dihormati, disegani dan dihargai. Oleh karena itu, jagalah selalu kehormatan dan martabatmu, jaga kehormatan dan martabat keluargamu dan jaga kehormatan dan martabat gerejamu. Itulah harapan kami semua orang tua umat dan uskupmu,” pintanya.
Menutup rangkaian acara memperingati 40 Tahun Seminari TOR Poem di mana misa penerimaan busana rohani merupakan salah satu acaranya, diadakan peniupan lilin perayaan, yang diadakan di halaman seminari.
Berdasarkan data, Mgr. Theodorus Moors MSC adalah Inisiator Pendirian Seminari TOR Poem. Promotor pencarian dananya adalah Pastor Jan Van Paasen MSC.
Pada Juli 1984 dimulai angkatan pertama dan Pastor Wenceslaus Aloysius Maweikere Pr sebagai Direktur Tahun Orientasi Rohani yang pertama.
P.astor J. Talibonso MSC meletakkan dan memberkati batu dasar pembangunan seminari TOR. Pada 2 Juni 1987
Seminari ini ditahbiskan dan diresmikan oleh Duta besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Francesco Canalini.
Tak terasa 40 tahun Seminari TOR Poem sudah berkarya dalam pembinaan calon Imam di Keuskupan Manado. Telah banyak dedikasi tinggi seluruh tim pembina sejak awal berkarya hingga saat ini. Dukungan doa dan cinta dari seluruh umat akan terus membawa harapan untuk seminari TOR Poem. (lk)