Meimonews.com – Desa Lolah Tiga Kecamatan Tombariri Timur Kabupaten Minahasa genap berusia 15 tahun pada 19 September 2023. Memperingati hari jadi tersebut, Panitia HUT yang diketuai Constansi Pontoh (Ketua TP PKK Desa Lolah Tiga) menggelar perayaan syukur di kantor Hukum Tua, Selasa (19/9/2023).
Beberapa acara bersifat kekeluargaan termasuk dansa polinise yang dihadiri perangkat desa, organisasi/lembaga tingkat desa, dan sejumlah warga desa yang tersebar di tujuh jaga diselenggarakan, yang diawali Misa Syukur yang dipimpin Pastor Marson Pungis Pr (Pastor Paroki Maria Ratu Pencinta Damai Lolah).
Sejumlah pimpinan denominasi agama hadir dan ikut terlibat dalam perayaan yang juga turut dihadiri guru sekolah/ASN, mantan-mantan Hukum Tua Desa Lolah Raya (Lolah, Lolah Satu, Lolah Dua dan Lolah Tiga) dan perintis berdirinya desa hasil pemekaran Desa Lolah ini serta undangan lainnya.
Pastor Pungis mengingatkan kebersamaan yang ada dalam masyarakat desa hendaknya terus dijaga dan ditingkatkan untuk kemajuan bersama. Kebersamaan itu juga diharapkan ada dalam upaya mensejahterakan warga yang ada di desa ini.

“Kesejahteraan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi bersama baik pemerintah maupun masyarakat,” ujar Pastor Pungis dan juga menambahkan, Desa Lolah Tiga bisa seperti saat ini (berusia 15 tahun) karena adanya kebersamaan dari semua pihak.
Hukum Tua Desa Lolah Tiga Markus Paulus Rasuh dalam sambutannya mengungkapkan, kita patut bersyukur karena atas anugerah yang diberikan Tuhan kita semua bisa merayakan 15 tahun berdirinya desa ini.

Sejak berdirinya (mekar dari desa Lolah) desa ini, perayaan syukur seperti ini baru dua kali diadakan yakni pada satu tahun berdiri (tahun 2009) dan yang kedua yakni pada saat ini (tahun 2023).
Saat peringatan pertama, dilaksanakan lebih sederhana dari peringatan yang kedua ini karena memiliki keterbatasan. Peringatan kedua, dilaksanakan secara sederhana tapi meriah karena sudah banyak perubahan karena adanya peningkatan termasuk fasilitas yang ada.

Ditegaskan, kalau peringatan pertama (2009) ibadah syukurnya dipimpin oleh pendeta (dari GMIM), saat ini oleh Pastor Marson Pungis (dari agama Katolik). “Perayaan berikut akan dipimpin oleh pemimpin dari agama lain,” ujarnya.
Keberagaman dan kebersamaan seperti ini, sebutnya, akan terus dijaga dan ditingkatkan di waktu-waktu mendatang.

Mengutip kotbah Pastor Pungis saat Misa Syukur, Rasuh mengingatkan agar kebersamaan dalam kekeluargaan yang ada di masyarakat, kiranya terus dipelihara dengan baik. “Kalu torang ndak baku-baku sayang, torang ndak baku-baku dapa,” tandasnya.

Pada saat perayaan syukur tahun 2009, sebutnya, tua-tua, perintis desa ini atau mereka yang hadir pada saat itu, terlihat juga hadir pada perayaan syukur kali ini. Ini sungguh luar biasa.
Ke depannya, kebersamaan, kekeluargaan, cinta dan kasih sayang yang telah terlihat ini, harapnya, kiranya terus terjaga dan dipelihara. “Itu kalu torang pupuk terus maka akan berdampak luar biasa bagi regenerasi mendatang,” ujarnya. (lk)