Meimonews.com – Mulai Rabu, (22/2/203) umat Katolik seluruh dunia memasuki Masa Prapaskah (Masa Puasa dan Pantang), yang diawali dengan Perayaan Rabu Abu.
Terkait dengan ini, Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC mengeluarkan Surat Puasa Tahun 2023 dengan tema Bangun Sikap Saling Tergantung Antar Ciptaan.
Dalam Surat Puasa yang dikeluarkan tanggal 20 Februari 2023 tersebut, Mgr. Rolly (sapaan akrab Uskup kelahiran Lembean) ini menjelaskan mengapa mengangkat tema tersebut.
Dijelaskan, tema itu diangkat untuk membantu Umat Katolik di Keuskupan Manado dalam permenungan dan menentukan aksi nyata adalah keadilan ekologis bagi seluruh ciptaan : semakin mengasihi dan lebih peduli.
“Menjadi jelas dari tema, apa yang menjadi, permenungan dan sasaran aksi nyata kita yaitu membangun sikap adil terhadap seluruh ciptaan,” tulis Mgr. Rolly.
Yang dimaksud dengan keadilan ekologis, sebut mantan Provinsial MSC Indonesia ini, adalah adil terhadap sesama manusia (sosial) dan sekaligus adil terhadap ciptaan lainnya (ekologis). Ciptaan memiliki arti lebih luas dari lingkungan hidup karena ada hubungannya dengan rencana kasih Allah di mana setiap makhluk memiliki nilai dan arti .
Dikemukakan, kita sudah terbiasa dengan keadilan sosial, yang dimengerti secara umum lewat rumusan : Kehendak yang teguh untuk memberikan kepada Allah dan juga kepada sesama apa yang menjadi hak mereka. Diterapkan di dalam konteks sosial-ekonomi, sikap adil berarti mengupayakan kesejahteraan bagi orang lain sebagai hak mereka. Begitu pula pemahaman tentang keadilan itu diterapkan dalam konteks keadilan ekologis, berarti memberikan kepada seluruh ciptaan apa yang hak mereka.
Sebagai persekutuan orang beriman, menurut Mgr. Rolly, Keuskupan Manado sudah mengangkat kesadaran akan panggilan ini sepanjang proses Sinode Keuskupan Manado tahun 2018, yang memuncak pada tanggal 8-13 Juli 2018. Untuk itu, pemimpin wilayah gerejani yang tersebar di tiga provinsi (Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah) ini mengajak umatnya membaca kembali apa yang sudah dirumuskan dalam Arah Dasar Keuskupan Manado
Setelah menjelaskan dua poin terkait dengan yang telah dirumuskan dalam Arah Dasar Keuskupan Manado, Mgr. Rolly mengemukakan, untuk membangun persekutuan hidup yang adil, baik secara sosial, ekonomis, pun ekologis, Paus Fransiskus (Pemimpin Gereja Katolik Dunia – Red) menegaskan satu sikap penting yaitu ketergantungan.
Kata-kata Paus tersebut adalah ketergantungan makhluk-makhluk satu sama lain dikehendaki Allah. Matahari dan bulan, pohon ara dan bunga liar, rajawali dan burung pipit, serta semua keanekaan dan ketidaksamaan yang tidak terhitung banyaknya itu mengatakan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang mencukupi dirinya sendiri. Makhluk-makhluk itu ada hanya dalam ketergantungan satu sama lain untuk saling melengkapi dalam pelayanan timbal balik.
Keadilan ekologis bertumpu pada prinsip bahwa seluruh ciptaan saling terhubung dan tergantung , sebagai suatu persekutuan hidup. Masing-masing punya kontribusi untuk menciptakan hidup yang sejahtera dan alam yang lestari. Karena itu, kesadaran dan sikap saling tergantung ini perlu dikembangkan terus-menerus sambil menyadari dan menghargai kebaikan dari masing-masing.
“Mari kita bangun dan kembangkan kesadaran dan sikap saling tergantung ini sehingga kita mampu membangun dan mengembangkan sikap adil secara ekologis,” ajak Mgr. Rolly. (Fer)