Meimonews.com – Transformasi sektor pertanian berperan dalam kesejahteraan petani menjadi bahasan menarik pada Kuliah Umum dengan pembicara Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto, PhD, di lantai 3 Ruang Seminar Faperta Unsrat, Jumat (7/10/2022).
Kuliah umum yang diselenggarakan Jurusan Sosial Ekonomi dan Bisnis Fakultas Pertanian,(Faperta) Unsrat itu dihadiri sekitar 200 mahasiswa dan dosen termasuk Prodi Agribisnis.
Dekan Faperta Unsrat Dedie Tooy, PhD merespon positif untuk permulaan kolaborasi Faperta Unsrat dengan FEB UI melalui kuliah umum yang menambah knowledge dan wawasan baik bagi mahasiswa maupun akademisi.
“Kuliah umum ini disambut dengan baik oleh para mahasiswa dan dosen di lingkungan Fakultas Pertanian Unsrat,” ujar Ketua Jurusan Sosial Ekonomi dan Bisnis Faperta Unsrat
Dr. Maya Montolalu, SP, M.Com, MSc kepada Meimonews.com.
Doktor Maya, sebut Tooy, menginisiasi kegiatan ini dengan menghadirkan doktor Dartanto karena Dekan FEB UI tersebut adalah supervisor utama doktor Maya dalam pendidikan strata 3 (doktor) di UI.
Dalam pemaparan kuliah umumnya, doktor Dartanto mengungkapkan, dalam memasuki dunia indutri 4.0 dan society 5.0, sepertinya sekor pertanian di Indonesia mulai terpinggirkan, sehingga terjadi mobilisasi tenaga kerja pertanian ke industri dan jasa. Namun ternyata tidak menjamin dengan berpindah ke sektorĀ lain lebih menjanjikan dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan.
Oleh karena itu, sebutnya, sangat perlu untuk mempertahankan lahan pertanian bagi rumah tangga petani dan perlu kolaborasi pemerintah dan akademisi untuk menghasilkan solusi inovasi dan bersinergi dalam meningkatkan nilai tambah komoditi mentah dan menunjang peningkatan pengetahuan, ketrampilan melalui pendidikan serta modernisasi pertanian.
“Modernisasi atau transformasi ini baik dalam bentuk aset maupun tekonologi yang bisa meningkatkan produktivitas melalui peningkatan human capital dan physical capital,” ujarnya.
Diungkapkan, berdasarkan data sumbangan sector agriculture berjumlah 13.5 persen dari total GDP sedangkan tenaga kerjanya 34.03 persen
Dari hasil observasi, dengan adanya dukungan BUMDEs pertumbuhan desa yang tertinggal terlihat pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan strata desa yang lain, sehingga perhatian pemerintah seperti pendampingan dari segi permodalan, pasar dan alat dan mesin sangat penting ke depan.
Subsidi saat ini, menurutnya, memang masih perlu untuk mendongkrak tingkat kemiskinan petani. Apalagi tidak dapat dipungkiri sektor pertanian sangat mendukung food security dan kemandirian pangan dan juga untuk mengantisipasi masalah krisis pangan global. (Fer)