Meimonews.com – Ada tiga kebiasaan yang perlu diubah di era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau New Normal terkait dengan pandemi covid-19.
Tiga kebiasaan baru itu disampaikan Walikota Manado Vicky Lumentut saat mengunjungi Kelurahan Kumaraka Kecanatan Wenang, Jumat (11/9/2020).
Sejunlah pejabat mendampingi walikota saat itu di antaranya Kepala BPBD Manado Donald Sambuaga, Staf Khusus Rufinus Didi Sjafii, dr Sanil dan Camat Wenang Yunita Kumaat.
Hadir pada kunjungan walikota sekaligus sosialisasi tentang program Pemkot Manado dalam upaya pencegahan covid-19 adalah Lurah Kumaraka Samuel D, perangkat kelurahan, para kepala lingkungan dan beberapa perwakilan dari lingkungan yang ada di Kelurahan Kumaraka (Kecanatan Wenang).
Kunjungan sekalgus pertemuan sosalisasi itu tetap dilaksanakan dengan berpedoman pada protokol kesehatan. Walikota datang dengan mengemudikan sendiri mobilnya dengan haniya satu staf di dalamnya.
“Ada tiga kebiasaan yang susah torang mo kase ilang. Dan harus dihilangkan. Pertama, kuca-kuca mata. Kedua, kore-kore idong. Ketiga, kore-kore celah gigi pake kuku,” ujar walikota.
Soal kuca-kuca mata, dijelaskan, kita tidak tahu bahwa lewat mata bisa tersebar/masuk virus ini. Makanya harus dihindari kuca-kuca mata. Mengenai kore-kore hidung, dikatakan, kita harus hati-hati dan menghindari kore-kore hidung termasuk setelah melepas masker karena bukan tidak mungkin penyebaran virus lewat cara begini.
Terkait dengan kore-kore cela gigi pakai kuku, dikatakan, sehabis makan kita sering kore-kore gigi pake kuku. Agar terhindar dari kemungkinan virus masuk ke dalam tubuh kita melalui mulut, hindari/hilangkan kebiasaan itu.
“ini (tiga kebiasaan tersebut) sering saya imbau, yang susah torang mo kase ilang tapi harus dibiasakan untuk tidak melakukan itu,” tandas Lumentut.
Kebiasaan baru itu disampaikan walikota karena penyebaran covid-19 bisa lewat mata, hidung dan mulut.
Dikemukakan, upaya terus-menerus mencegah penyebaran covid-19 harus dilakukan, dan pihaknya termasuk Satgas Covid-19 Kota Manado yang di dalamnya ada Kapolres, Dandim dan lain-lain senantiasa mendatangi tempat-tempat keramaian, pusat kota pasar untuk mengimbau agar masyarakat disiplin terhadap protokol kesehatan.
Covid-19 ini, menurut Walikota, membuat kita semua harus melakukan kebiasaan baru dalam upaya pencegahannya yakni jaga jarak, jangan berkumpul, pakai masker, rajin cuci tangan dan tingkatkan keimanan kita melalui ibadah lebih teratur (walau di rumah).
“Saya selalu imbau, ingatkan disiplin pakai masker setiap hari kecuali mau tidur, makan dan berada di rumah sendiri, serta senantiasa mengajak masyarakat untuk ikut bersama di dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19, ” papar walikota.
Dalam upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19, pihaknya akan membentuk relawan, satgas di setiap lingkungan dengan tugas menyosialisasikan protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan (jangan berkumpul).
Cara menyosialisasi bisa dengan menggunakan pengeras suara yang ada di tiap lingkungan seperti yang ada di kolom, tempat ibadah, dan organisasi sosial. Bisa juga bila ada acara seperti hari jadi, orang meninggal, minta izin kepada keluarga untuk menyosialisasikan tentang protokol kesehatan.
Tugas lain adalah tim/satgas yang terdiri dari 3-5 orang ini membagi wilayah agar mudah menjangkau warganya. Bila ada orang berkumpul di wilayahnya yang tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker, Satgas bertugas untuk mengingatkan secara santun dan sopan agar mereka menjaga jarak dan menggunakan masker.
Walikota meyakini bila masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan dan upaya-upaya yang dilakukan dalam pencegahan penyebaran covid-19 seperti pembentukan relawan atau Satgas di Lingkungan-lingkungan dan mereka berhasil melaksanakan tugasnya (ada kesadaran warga) maka zona merah kota Manado akan beralih menjadi orange dan hijau. (elka)
