Meimonews.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI setiap tahunnya mendapatkan dana operasional Badan Layanan Umum (BLU) dari Kementerian Keuangan sebesar Rp. 15 triliun. Dana tersebut, difokuskan untuk pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin meminta kepada 58 Badan Layanan Umum (BLU) di bawah koordinasinya agar dana operasional tersebut digunakan untuk pengembangan kualitas dan mutu pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
“BLU paling besar untuk rumah sakit, ada juga untuk pendidikan seperti Poltekkes, balai-balai penelitian yang juga untuk tes-tes alat,” kata Menkes Budi saat menghadiri Rapat Koordinasi BLU tahun 2023 di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Kamis (2/3/2023).
Menkes minta ke rumah sakit, yang pertama bukan untung tapi nomor satu harus bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima, Menkes menekankan, setidaknya ada 2 aspek yang harus ditingkatkan oleh rumah sakit di antaranya inovasi untuk pengembangan layanan serta pengampuan layanan prioritas di seluruh Indonesia.
“Rumah sakit agar bagus harus punya inovasi di layanannya, dan itu harus bekerjasama dengan perguruan tinggi. Kalau ini tidak dilakukan, bagaimana layanannya bisa maju. Orang lebih memilih pergi ke rumah sakit di luar negeri,” tegasnya.
Dicontohkan, salah satu inovasi yang belum berjalan adalah terkait pengobatan transplantasi sumsum tulang belakang untuk penanganan penyakit kanker yang terkait dengan darah seperti leukemia, multiple mieloma, dan limfoma. Padahal, inovasi dari treatment baru ini telah digunakan di banyak negara termasuk di negara-negara Asean.
“Malaysia dalam 5 tahun terakhir bisa naik dari 100 ke 300, Thailand juga segitu, Vietnam 80, Bangladesh 20, Myanmar 8, Indonesia setahun cuma 5, kenapa? karena tidak pernah melakukan penelitian untuk itu,” jelas Menkes.
Menkes mendorong rumah sakit utamanya rumah sakit rujukan nasional untuk melakukan program pengampuan ke rumah sakit yang belum mampu melayani layanan prioritas pemerintah.
Salah satu layanan yang harus dikembangkan merata di seluruh Indonesia, menurutnya, adalah jantung. Sebagai satu dari empat penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, kapasitas pelayanan jantung masih sangat minim. Saat ini, baru 44 dari 514 kabupaten/kota yang mampu melakukan pemasangan ring.
“Saya minta rumah sakit rujukan nasional untuk diampu, pengampuannya harus jalan untuk menekan angka kematian, nanti alat kita bantu,” ujar Menkes.
Untuk BLU Pendidikan, Menkes meminta agar dananya dimanfaatkan untuk pengembangan pendidikan di 18 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan sehingga mampu menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
“Poltekkes harus bagus. Lulusannya harus memiliki daya saing tinggi dengan negara lain, misalnya Filipina. Kalau bisa saingan itu menunjukkan kualitas kita baik,” sebutnya seraya menambahkan, Poltekkes juga harus mampu melakukan penelitian-penelitian sederhana yang sifatnya edukatif.
Pada Kanker payudara misalnya, Menkes menyebut bahwa banyak perempuan yang enggan melakukan pemeriksaan mammografi untuk deteksi dini kanker payudara. Padahal bila ditemukan sejak ini, kanker bisa disembuhkan, sebaliknya jika kanker ditemukan pada stadium lanjut maka peluang kesembuhannya sangat kecil.
“Ini butuh edukasi, Poltekkes harus bisa melakukan penelitian kenapa ibu-ibu takut menerima kenyataan kalau sakit, padahal kalau diketahui sejak awal, peluang sembuhnya besar,” tandas Menkes.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam kesempatan tersebut mengapresiasi kinerja BLU Kesehatan terutama di masa pandemi Covid-19. Menurutnya, rumah sakit sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 mampu melakukan penyesuaian dengan cepat sehingga dapat membantu pemulihan sektor ekonomi dan kesehatan dengan cepat.
“Saya berterima kasih kepada BLU Kesehatan yang selama 3 tahun ini bekerja luar biasa keras, dan saya berharap ini memanfaatkan anggaran dari pemerintah melalui APBN secara akuntabel, hikmah dari pandemi semoga semua BLU Kesehatan, terutama rumah sakitnya,” ujarnya.
Ia berharap, dana BLU Kesehatan bisa menjadi investasi untuk memperkuat sektor kesehatan terutama dalam menghadapi ancaman kesehatan di masa kini maupun di masa yang akan datang.
“Saat ini, kita melakukan investasi di bidang kesehatan guna mengupgrade dan membuat kesiapan kita untuk menghadapi pandemi Covid-19 luar biasa. Saya berharap ini terus dijaga dan dikembangkan,” tandas Menkeu.
Selain panel diskusi, pada waktu yang sama turut dilakukan penyerahan BLU Awards dan Penghargaan kepada Pembina Teknis Terbaik yang diberikan Menteri Keuangan RI.
Adapun BLU Kementerian Kesehatan berhasil meraih 3 kategori penghargaan, di antaranya BLU bidang layanan kesehatan RSUP diraih dr. Kariadi Semarang, BLU bidang layanan pendidikan diraih Politeknik Kesehatan Semarang, Pembina Teknis BLU Terbaik diraih oleh Kementerian Kesehatan. (Fer)